Jumat, 16 April 2010

SUCIATI TUGAS PTK BAB III

NAMA : SUCIATI
NIM : 282009098

BAB III

METODE PENELITIAN

  1. SETING DAN KARAKTERISTIK SUBYEK PENELITI

1. Tempat Penelitian

a. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD negeri Proyonanggan 07 Kecamatan Batang, Kabupaten Batang.

b. Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran Matematika dilaksanakan melalui dua siklus yaitu :

1) Siklus I dilaksanakan pada :

Hari : Senis

Tanggal : 15 Februari 2010

Waktu : 2 jam pelajaran

2) Siklus II dilaksanakan pada :

Hari : Senis

Tanggal : 22 Februari 2010

Waktu : 2 jam pelajaran

2. Profil SD Negeri Proyonanggan 07

Nama Sekolah : SD Negeri Proyonanggan 07

Alamat : Jl. Yos Sudarso Gg. Progo Proyonanggan Utara Batang

Kota : Batang

Kecamatan : Batang

Kabipaten : Batang

Propinsi : Jawa Tengah

SD Negeri Proyonanggan 07 berdiri pada tahun 1958, termasuk SD lama dan merupakan SD yang ada diwilayah Kec. Batang, luas tanahnya kurang lebih 1.400 m, namun sampai sekarang tetap kokoh. Halamannya luas dan dimanfaatkan untuk kegiatan olah raga bagi siswa dan juga masyarakat sekitar.

SD Negeri Proyonanggan 07 saat ini dipimpin oleh Ibu Any Setiawati,S.Pd selaku kepala sekolah dan dibantu 7 guru, jumlah siswa Sd Negeri Proyonanggan 07 ada 282 siswa, yang terdiri dari 148 laki-laki dan 134 perempuan. Prestasi hasil belajar siswa dalam UAS beberapa tahun yang lalu cukup baik. Tahun 2007 berhasil lulus 100%. Prestasi yang telah di raih dlam kurun waktu 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut :

1. Juara II Seni Lukis Tingkat Kabupaten Batang tahun 2004;

2. Juara II Seni Lukis Pa Tingkat Kecamatan Batang tahun 2004;

3. Juara I Seni Lukis Tingkat Kecamatan Batang tahun 2005;

4. Juara III Lomba Lari 100 m Pi Tingkat Kecamatan Batang tahun 2005;

5. Juara II Lomba Renang Pi Tingkat Kabupaten Batang tahun 2006;

6. Juara I Lomba Renang Pi Tingkat Kabupaten Batang tahun 2006;

7. Juara I Komputer Tingkat Kecamatan Batang tahun 2006;

8. Juara II Lomba Renang Putri Tingkat Kabupaten Batang tahun 2007;

9. Juara II Lomba Renang Putri Tingkat Kecamatan Batang tahun 2007;

10. Juara III Lomba Khot/Kaligrafi Tingkat Kecamatan Batang tahun 2008;

11. Juara II SIS Tingkat Kbupaten Batang tahun 2008;

12. Juara III Melukis Pi Tingkat Kecamatan Batang tahun 2008;

Prestasi itu berkat usaha keras dari jajaran Kepala Sekolah dan Guru-guru yang di dukung penuh oleh Komite Sekolah. Kerja sama sekolah dan Komite sekolah cukup harmonis sehingga ada keseimbangan antara kegiatan edukatif dan pembangunan fisik yang dikelola oleh komite sekolah. Keadaan siswapun beragam, karena berada di wilayah perkotaan.

Sebagian besar siswa banyak mengikuti kegiatan keagamaan di sore hari, karena di lingkungan perkotaan itu brdiri Madrasah / TPQ, sehingga walaupun masih kecil-kecil sudah pandai membaca Al Qur’an. Semangat belajar siswa kelas V cukup tinggi karena termotivasi dengan tingkt kerjasama antar teman cukup baik. Kegiatan ekstra kurikuler di sekolah cukup beragam ada seni tari, pencak silat, musik, olahraga dan pramuka. Semua anak terlibat dalam kegiatan ekstra kurikuler yang dibina oleh sebagian besar Guru SD Negeri Proyonanggan 07 dan dibantu oleh beberapa pelatih sesuai dengan keahliannya masing-masing.

  1. VARIABEL YANG AKAN DITELITI

Kelas V SD Negeri Proyonanggan 07, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang menjadi tempat penelitian. Kelas ini memiliki jumlah 46 anak. Siswa laki-laki berjumlah 20 anak dan siswa perempuan 26 anak. Latar belakang dipilihnya kelas ini sebagai tempat penelitian dalah karena alas an berikut ini :

a. Sesiai dengan materi pokok yang ada.

b. Peneliti adalah Guru di kelas tersebut. Hal ini memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian.

c. Berdasarkan hasil yang diperoleh selama semester I, kemampuan siswa dalam memahami tentang FPB dan KPK pada kelas V ini masih sangat rendah. Hal ini perlu segera diupayakan peningkatan.

d. Peningkatan kemampuan memahami FPB dan KPK diupayakan untuk meningkatkan hasil prestasi siswa dalam belajar.

Sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan, sasaran kajian dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami FPB dn KPK. Upaya peningkatan kemampuan dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan media.

Kajian diarahkan pada kondisi lingkungan fisik, karakteristikGuru siswa dalam proses pembelajaran. Kajian juga diarahkan pada proses pembelajaran pada materi yang dimaksud. Hal ini tercermin pada pola pengelolaan kelas, penggunaan sumber belajar, penerapan metode, dan aktifits belajar para siswa. Bahkan kajian juga diarahkan pada faktor pendorong dan penghambat yang muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran dimaksud adalah pembelajaran memahami FPB dan KPK dengan penguatan daya ingat melalui penggunaan media bendfa konkrit.

Data yag dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data utama dan data pendukung. Sebagai sumber data utama adalah guru dan siswa kelas V Sd Negeri Proyonaggan 07, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang tahun pelajaran 2009/2010. data juga berasal dari studi pustaka terhadap buku-buku nili siswa. Adapun data pendukung diperoleh dari teman sejawat yang telah bersedia menjadi observer.

Data-data tersebut merupakan beberapa variabel yang perlu menjadi sumber pembuatan laporan. Sutrisno Hadi (2005) mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi. Gejala merupakan objek penelitian. Dari penelitian ini dapat juga disimpulkan bahwa variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Jadi variabel bias berarti segala sesuatu yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian.

Dua hal yang menjadi objek penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas juga disebut variabel independent. Variabel ini adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel ini juga disebut variabel sebab akibat. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan media tiga dimensi untuk membangkitkan motivasi sehingga menguatkan daya ingat pada diri siswa. Hal ini merupakan upaya meningkatkan kemampuan memahami FPB dan KPK. Sedangkan variabel terikat adalah merupakan variabel yang tergantung. Variabel terikat sering disebut sebagai variabel dependen. Variabel ini tidak bebas dan merupakan variabel akibat. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan variabel terikat yaitu kemampuan variabel terikat yaitu kemampuan siswa dalam memahami FPB dan KPK.

  1. RENCANA TINDAKAN

Prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Adapun langkah-langkah dari masing-masing siklus sebagaimana tertera berikut ini.

a. Siklus I

Kegiatan penelitian dimulai dengan dilaksanakannya siklus I. siklus ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Adapun tahapan pada siklus ini adalah sebagai berikut :

1) Perencanaan

Perencanaan ini merupakan refleksi awal dari kegiatan penelitian. Atas dasar dari hasil studi pendahuluan, maka disusun perencanaan melalui beberapa tahap. Tahap-tahap yang dilalui pada perencanaan ini adalah :

- Mendesain pembelajaran matematika tentang FPB dan KPK untuk meningkatkan hasil kemampuan belajar tentang bilangan.

- Desain pembelajaran disimulasikan.

- Masukan dari hasil simulasi digunakan untuk merevisi desain pembelajran tentang FPB dan KPK berikutnya.

- Penyusunan instrumen yang diperlukan pada siklus.

2) Tindakan

Pada tahap ini, tindakan merupakan implementasi dari perencanaan-perencanaan yang telah disimulasikan dan direvisi. Penggunaan strategi pembelajaran ini menitikberatkan pada penguatan daya ingat dengan menggunakan media benda konkrit secara langsung oleh guru dan siswa. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi tentang FPB dan KK.

Pada siklus I ini diawali dengan mengkondisikan kalas.pertama-tama siswa siberikan apersepsi dan penjajakan kemampuan awal siswa. Tindakan ini bertujuan untuk memotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Pada tahap berikutnya siswa diberikan informasi singkat tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari. Selain ini diberikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Adapun pada kegiatan berikutnya guru merumuskan permasalahan yang telah ditemukan.

3) Pengamatan

Pada tahapan ini pengamatan suatu observasi dilakukan bersama dengan tahap tindak. Hal ini tentu karena guru sebagai peneliti sekaligus juga sebagai penyampai materi. Pada tahap ini pula dilakukan pengumpulan data-data yang diperlukan. Tiap-tiap tindakan yang dilakukan oleh guru maupun siswa akan diamati oleh observer. Observer disini adalah guru itu sendiri sebagai peneliti beserta teman sejawat. Instrument yang digunakan dalam observasi adalah pedoman pengamatan-pengamatan dilakukan pula pada saat siswa mulai menyampaikan gagasan-gagasannya. Lembar penilaian yang sudah disediakan digunakan dalam tahap ini.

4) Refleksi

Tahapan refleksi dilakukan peneliti bersama teman sejawat. Tahap ini berisi diskusi dari peneliti sebagai guru maupun observer dengan teman sejawat. Diskusi berisi materi yang menitikberatkan pada kelebihan tindakan juga kekurangan tindakan. Hasil diskusi ini digunakan untuk menentukan sikap yang harus dilakukan pada siklus selanjutnya. Pada tahap ini dilakukan pula analisis data. Analisis ini untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan sudah tercapai atau belum. Dengan demikian dapat ditentukan apakah diperlukan siklus berikutnya atau tidak.

b. Siklus II

Pada siklus II ini dilaksanakan satu kali pertemuan. Alokasi waktu yang digunakan pada siklus ini yaitu 2 x 35 menit dalam satu kali pertemuan.

1) Perencanaan

Atas hasil temuan factual pada siklus I yang telah dibahas pada analisis dan refleksi. Maka dibuatlah rencana untuk melaksanakan siklus II. Siklus ini setr\erusnya hanyalah untum menyempurnakan siklus I. beberapa perbedaan yang mungkin akan ditemui pada siklus II yaitu diperolehnya laporan dari hasil pengamatan. Pada siklus ini observer akan memperoleh hasil pengamatan secara utuh.

Pada tahap perencanaan ini pula peneliti sebagai guru membuat seperangkat pembelajaran. Seperangkat pembelajaran dipersiapkan sebagaimana pada siklus I.

2) Tindakan

Sesuai dengan rancangan pembelajaran, pada siklus II ini dilakukan tindakan. Tindakan yang dilakukan pun sebagai mana yang ada pada rencana mengajar harian. Hal ini sama dengan yang dilakukan siklus I. namun pada siklus II ini penggunaan media benar-benar diusahakan untuk guru dan seluruh siswa. Masing-masing siswa membawa model agar dapat secara langsung digunakan untuk dapat memahami tentang FPB dan KPK. Hal ini terkandung maksud agar memberikan penguatan daya ingat bagi siswa untuk menuju peningkatan hasil kemampuan siswa dalam memahami tentang FPB dan KPK.

Pengamatan setelah tindakan dilaksanakan, peneliti melakukan pengamatan pada setiap perubahan perilaku yang dialami siswa. Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada saat yang sama, peneliti membuat catatan-catatan penting yang akan dipakai sebagai penelitian. Hal ini sebagaimana dilakukan pada siklus I.

Pengamatan dilakukn terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman pengamatan dan jurnal mengajar.

3) Refleksi

Peneliti kembali melakukan refleksi setelah melakukan tindakan dan pengamatan refleksi dilakukan terhadap hasil yang didapat sebelum siklus II ini. Tujuan refleksi adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memahami tentang FPB dan KPK. Untuk dapat dibandingkan dengan hasil setelah siklus II. Sedangkan pada siklus II ini diberikan latihan-latihan secara intensif.

  1. TEKNIK DAN PENGUMPULAN DATA

Pada penelitian ini penulis memilih tiga teknik pengumpulan data. Ketiga teknik tersebut adalah tes, observasi, dan dokumentasi.

a. Teknik Tes

Pada penelitian ini digunakan tes kemampuan mengidentifikasi bangun ruang balok dan kubus.

b. Metode Observasi

Dalam mengamati kemampuan siswa pada sat mengidentifikasi bangun ruang balok dan kubus digunakan metode observasi. Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian pada suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 1998:146-147). Dalam penelitian ini hal yang diamati adalah kemampun siswa dalam memahami FPB dan KPK.

c. Metode Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk menyelidiki benda-benda tertentu. Benda-benda tersebut diantaranya adalah buku-buku, dokumentasi, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan hrian, dn sebagainya. Menurut Arikunto (1998:149) dokumentasi berasal dari kata dokumen yang diartikan sebagai barang-barang tertentu. Jadi dokumen-dokumen yang diteliti pada penelitian ini adalah buku daftar nilai siswa kelas IV tahun pelajaran 2008/2009 Sd Negeri Proyonangganb 07, kecamatan Batang, Kabupaten Batang.

Sedangkan alat pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis dibawah ini :

a. Butir Soal Tes

Butir soal tes merupakan instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini. Instrument ini berupa tes kemampun memahami FPB dan KPK.

Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati perilaku siswa. Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dan pada akhir proses pembelajaran. Adapun hal yang diamati adalah kemampuan siswa saat mengidentifiksi mengerjakan latihan tentang FPB dan KPK. Kemudian hasil pengamatan ini dipakai sebagai dasar pemberian tindakan pada siklus II.

b. Skala penelitian untuk studi dokumentasi

Pada penelitian ini dilakukan studi dokumentasi. Studi dilakukan terhadap buku siswa. Sedangkan yang menjadi cakupan studi adalah buku daftar nilai kelas IV tahun pelajaran 2008/2009 dan kelas V tahun pelajaran 2009/2010 SD Negeri Proyonanggan 07, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang.

Terdapat dua jenis validasi yang digunakan dalam penelitian ini. Kedua jenis validasi tersebut adalah seperti disebut dibawah ini :

a. Validasi Instrumen Tes

Dalam penelitian ini dilakukan validasi instrument tes. Hal ini dilakukan karena validasi merupakan ukuran dari instrument yang digunakan dalam penelitian. Instrument tes dilakukan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Oleh karena tes yang digunakan adalah tes perbuatan, maka validasi data melalui validasi teoritik.

b. Validasi Proses Pembelajaran

Pada proses pembelajaran perlu juga dilakukan validasi data. Validasi data dilakukan melalui triangulasi sumber dan triangulasi metode.

  1. INDICATOR KINERJA

Sebagai sebuah peneliti, tindakan kelas perlu adanya indicator. Indicator digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari penelitian. Apabila indicator terpenuhi peneliti dikatakan berhasil. Adapun indicator Peneliti Tindakan Kelas dibedakan dalam dua kelompok.

a. Indikator Umum

Indicator Umum dari penelitian adalah sebagaimana tersebut dibawah.

1) Guru dapat mengelola pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna.

2) Guru dapat membuat aktifitas pembelajaran siswa meningkat.

3) Siswa dapat memahami hakekat belajar. Dalam hal ini belajar menjadi suatu kebutuhan, bukan paksaan.

b. Indicator Khusus

Meningkatnya kemampuan mengidentifikasi bangun ruang balok dan kubus dengan menggunakan media benda konkrit dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam setiap pembelajaran. Atas dasar hasil pembelajaran sebelum diupayakan peningkatan kemampuan memahami FPB dan KPK pada siklus I dengan hasil rata-rata di bawah 75 %. Maka indicator kinerja setelah tindakan pada siklus 2 diharapkan meningkat menjadi lebih dari 75 %. Jadi presentase ketuntasan belajar memahami FPB dan KPK diharapkan menjadi 75 % ke atas.

  1. ANALISIS DATA

Pada penelitian dilakukan juga analisis data, karena analisis data merupakan bagian yang penting dalam sebuah penelitian. Hal ini perlu dilakukan karena analisis data yang diperoleh pada penelitian memberi arti penting. Sehingga data tersebut akhirnya digunakan dalam memecahkan masalah yang ada dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis deskriptif komparatif. Digunakannya analisis deskriptif komparatif sebab untuk membandingkan nilai tes antara siklus dan indicator kinerja.

Dilakukannya analisis dan semenjak awal sampai akhir proses penelitian. Karena hal ini merupakan kesatuan yang tak terpisahkan antara tahap pengumpulan dan analisis data, sebagaimana diungkapkan oleh Sayekti Pujo Suwarno (1995:6). Dalam menganalisis data dilakukan juga dengan model deskriptif persentase. Sedangkan data hasil observasi dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi.




Sabtu, 03 April 2010

Tugas Mata Kuliah Penelitian dan Inovasi Pendidikan (Sri Sujoko-282009069)

TUGAS MATA KULIAH PENELITIAN DAN INOVASI PENDIDIKAN

NAMA : SRI SUJOKO

NIM : 282009069

KELAS : C BATANG 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( Sejarah ) merupakan mata pelajaran yang kurang menarik bagi peserta didik ( siswa ). Hal ini terjadi karena mata pelajaran ini membahas hal-hal yang terjadi di masa lampau dimana anak tidak mengalami dan menyaksikannya.

Memang banyak metode dan strategi pembelajaran yang menyarankan dan telah diterapkan oleh para guru agar peserta didik melihat secara langsung bukti-bukti sejarah atau peninggalan sejarah, misalnya dengan karya wisata atau menggunakan media semi konkrit dengan menyaksikan tayangan cerita sejarah melalui video. Akan tetapi metode di atas dapat dikatakan kurang efektif dan kurang efisien, karena banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk melaksanakannya. Di sekolah kami SD Negeri Kasepuhan 03 Batang., peserta didik kurang tertarik dengan pelajaran IPS ( Sejarah ). Prestasi atau hasil belajar siswa pada Pokok Bahasan atau Konsep : Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, hampir 75 % peserta didik kurang menguasai materi atau konsep tersebut.

Banyak cara yang ditempuh oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dan mudah dipahami oleh peserta didik secara maksimal. Nisbet ( 1985 ) dalam Erman ( 2003 ) mengatakan “ Tidak ada cara belajar ( tunggal ) yang paling benar dan cara mengajar yang paling baik. Setiap orang berbeda dalam kemampuan intelektual, sikap, dan kepribadian sehingga mereka memilih cara dan gaya belajar dan mengajar yang berbeda”. Prof. DR. Conny R. Semiawan, 2008 berpendapat bahwa bermain adalah suatu kebutuhan bagi anak, dengan merencanakan pembelajaran tertentu untuk dilakukan sambil bermain maka anak belajar sesuai dengan tuntutan taraf perkembangnannya.

Pada kesempatan ini penulis ingin mencoba menggunakan salah satu metode atau model pembelajaran. Yang ingin penulis sajikan dalam tulisan ini adalah penggunaan metode atau model pembelajaran make a match ( mencari pasangan ) dengan bermain kartu.

Dalam pembelajaran sejarah menggunakan metode make a matcht, peserta didik akan merasa senang belajar, sehingga perhatiannya penuh dalam mengerjakan tugas , belajarnya penuh dengan keikhlasan, akibatnya hasil belajar meningkat dengan harapan peserta didik akan senang belajar akhirnya belajar sepanjang hayat dapat terwujud.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang “ Upaya meningkatkan prestasi atau hasil belajar siswa menggunakan metode make a match ( mencari pasangan ) pada konsep : Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Semester 2 SD Negeri Kasepuhan 03 Batang Tahun Pelajaran 2009/2010 “.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “ Apakah melalui penggunaan metode atau model pembelajaran make a matcht ( mencari pasangan ) dapat meningkatkan hasil belajar siswa khusunya pada konsep Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di kelas V semester 2 SD Negeri Kasepuhan 03 Tahun Pelajaran 2009/2010 ? “

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalisasi hasil belajar sejarah dalam materi Ilmu Pengetahuan Sosial.

Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalisasi hasil belajar Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia melalui pendekatan atau metode pembelajaran make a matcht ( mencari pasangan ) bagi siswa kelas V semester 2 SD Negeri Kasepuhan 03 Kecamatan Batang Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2009/2010

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mendapatkan teori baru tentang optimalisasi hasil belajar sejarah melalui pensdekatan pembelajaran make a matcht ( mencari pasangan ). Selain itu penelitian ini mempunyai manfaat untuk menegmbangkan kreatifitas dan inovasi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan landasan dalam pembelajaran model pendekatan make a match untuk meningkatkan hasil belajar IPS (sejarah) pada siswa

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa

1). Dapat dijadikan sebagai bahan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga dapat mengubah perolehan peringkat prestasi belajar yang lebih baik.

2). Pembelajaran akan lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa.

3). Meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.

4). Dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

b. Bagi guru

1). Bagi guru dapat mengembangkan kemampuan merencanakan metode atau strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi ajar dan kebutuhan siswa.

2). Guru memperoleh pengalaman sehingga dapat memperluas wawasan tentang model-model pembelajaran inovatif.

3). Guru dapat menerapkan beberapa model pembelajaran salah satunya mode pembelajaran dengan pendekatan atau metode make a match ( mencari pasangan ).

4). Membantu guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengajar agar lebih profesional.

c. Bagi sekolah

Memberikan perkembangan demi proses perbaikan pembelajaran terutama model pendekatan make a match (mencari pasangan) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada IPS ( sejarah) dan mata pelajaran yang lain.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian belajar

Manurut Nana Sudjana ( 1989 : 5 ) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang dirtandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam bernagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, sikap, dan tingkah laku, ketrampilan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lai yang adap pada individu yang belajar.

R. Gagne dalam Slameto ( 2003:13) memberikan 2 definisi mengenai belajar :

1). belajar adalah sutau proses untuk memeperoleh motivasidalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkahlaku.

2). belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh melalui interaksi

Slameto ( 2003:2 ) berpendapat : “ Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh sutau perubahan tingkah laku yang aru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Menurut Cronbach di dalam bukunya Educational Psychology ( Suryabrata, 2004:23 ) menyatakan bahwa “ Learning is shown by a change in behavior as a result of experience “. Artinya belajar adalah sesuatu yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman.

Pernyataan senada juga diutarakan oleh Morgan , di dalam buku Introduction of Psychology ( Purwanto, 2007:84 ) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai pengertian belajar dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku yang terjadi karena didahului oleh proses pengalaman dan perubahan tersebut bersifat relative permanent.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah penguasaaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran , umumnya ditunjukkan dengan nilai tes atau niulai yang diberikan oleh guru ( Depdiknas,2005:895 ).

Menurut Anni (2006:5) hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh pebelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Sedangkan pengertian hasil belajar menurut Sukmadinata (2007:102-103) adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk pengasaan pengetahuan , ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik.

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dapat diukur berupa penguasaan pengetahuan, sikap dan ketrampilan sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran.

3. Pengertian Sejarah

Kata sejarah mempunyai arti yang sama dengan kata history (Inggris), yang mengandung arti cerita tentag peristiwa atau pada masa lampau. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia oleh W.J.S. Poerwodarminto ( 1952:646) disebutkan bahwa kata sejarah mengandung pengertian:

a) kesusatraan lama : silsilah, asal-usul

b) kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau

c) ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau serta riwayat.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia merupakan peristiwa atau kejadian di masa lampau. Proklamasi kemerdekaan merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia dan menandai lahirnya Negara Indonesia. Peristiwa persiapan dan pelaksanaan proklamasi merupakan peristiwa yang sangat penting bagi siswa, generasi penerus bangsa. Peristiwa Proklamasi Kemerdekaaan Republik Indonesia perlu ditanamkan , dikenang dan perlu dilanjutkan oleh generasi penerus.

4. Pembelajaran make a match ( mencari pasangan )

Pembelajaran make a matcth merupakan model pembelajaran aktif, efektif, dan menyenangkan ( PAKEM ), yaitu pembelajaran kooperatif ( Coopreatif Learning ) yang mengutamakan kerja sama dan kecepatan di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran ini memiliki ciri-ciri yaitu untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok atau bersama siswa lain.

Model pembelajaran make a match ( mencari pasangan ) merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh Lerna Curran ( Depdiknas, 2005 ) mempunyai langkah-langkah sebagai berikut :

a) guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topic yang cocok untuk sesi review. Sebaiknya satu bagian kartu soal dan baigan lainnya kartu jawaban.

b) setiap siswa mendapat satu buah kartu

c) tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang

d) setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya ( soal/jawaban)

e) setiap sisw yang dapat mencocokkan hasilnya sebelum batas waktu diberi point

f) setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya

g) demikian seterusnya

h) mengambil kesimpulan/penutup

Metode pembelajaran make a match merupakan strategi yang cukup menyenagkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian materi barupun tetap bisa diajarkan menggunakan model pembelajaran make a match, dengan catatan pesrta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan (Hisyam Zain, 2008:32).

B. Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan diantaranya oleh Euis Kurniawati, S.Pd ( Yogyakarta,2009) yang berjudul “ Komparasi Strategi Pembelajaran ‘ Make A-Match’ dengan ‘ Index Card Match’.

Index Card Match atau mencari pasangan adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya . Namun demikian materi pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlbih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengalaman ( Hisyam Zaini, 2008: 32 ).

Persamaan Strategi atau metode pembelajara ‘Make A Match’ dengan Strategi ‘Index Card Match' adalah :

1. Kedua strategi tersebut sama-sama menggunakan kartu (potongan kertas ) sebagai media pembelajarannya.

2. Kedua strategi ini sama – sama menggunakan pembagian jenis kartu berupa kartu soal dan kartu jawaban.

C. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam proses pembelajaran baik guru maupun siswa dituntut aktif dalam proses pembelajaran Berdasarkan hal tersebut di atas dibutuhkan sebuah model pembelajaran yaitu model pembelajaran ‘Make A Match’ yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan orang lain.

Pada tahap awal guru mengadakan pembelajaran dengan metode ceramah atau bercerita. Pada materi sejarah menggunakan metode pembelajaran ceramah atau bercerita hasil belajar siswa minim. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai ulangan dibawah Kriteria ketntasan Minimal ( KKM ).

Berdasarkan pengalaman di atas ingin mencoba melaksanakan pembelajaran menggunakan metode atau strategi pembelajaran make a match ( mencari pasangan ). Pada pembelajaran make a match ini anak belajar sambil bermain mencari pasangan kartu yang dipegangnya, sehingga anak merasa senang.

Dengan demikian pembelajaran menggunakan metode ‘make a match’ ini , pada sesi review diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada belajar sejarah.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, kajian teori, dan kerangaka perpikir di atas, maka peneliti mengambil hipotesis bahwa menggunakan metode pembalajaran ‘make a match ‘ ( mencari pasangan ) dengan cara bermain kartu dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa terhadap materi sejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Kelas V Semester 2 SD Negeri Kasepuhan 03 Kecamatan Batang Kabupaten Batang.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di Keas V SD negeri Kasepuhan 03 Kecamatan Batang Kabupaten Batang. Dilaksanakan pada Bulan April sampai dengan Mei 2010 atau pada semester 2 ( genap ) Tahun pelajaran 2009/2010.

Siswa Kelas V di SD Negeri Kasepuhan 03 Batang pada Tahun Pelajaran 2009/2010 rata-rata kecerdasannya kurang, terbukti mereka banyak yang tinggal kelas ( tidak naik kelas ) di kelas sebelumnya ( hampir 50 % ).

Keadaan di rumah , siswa jarang ditunggui oleh orang tuanya karena bekerja. Keadaan social ekonominya sebagian besar tergolong masyarakat menengah ke bawah, tercermin dari pekerjaan orang tuanya kebanyakan sebagai tukang becak dan buruh.

B. Variabel yang Akan Diteliti

Variabel dalam penelitian ini adalah optimalisasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS ( sejarah ) tentang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia sebagai variabel terikat. Sedangkan model pembelajaran make a match ( mencari pasangan ) merupakan variabel bebas

C. Rencana Tindakan

Pada penelitian ini, peneliti merencanakan tindakan sebagi berikut :

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti akan melaksanakanpembelajara di kelas, pada siklus I sebanyak 4 kali pertemuan dan siklus II juga 4 kali pertemuan. Waktu atau jam pembelajaran digunakan untuk penyajian materi Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ; mengadakan evaluasi untuk memperoleh hasil belajar siswa ; selanjutnya diadakan analisis hasil penilaian dan rencana tindak lanjut.

2. Implementasi Tindakan

Pada tahap implementasi tindakan ini, peneliti merencanakan tindakan yaitu setelah menyajikan materi diadakan sesi review dengan teknik pembelajata make a match ( mencari pasangan ) dengan menggunakan kartu soal dan kartu jawaban.

Dengan pembelejaran make a match ( mencari pasangan ) ini diharapakan siswa belajar sambil bermain sehingga sisw merasa senang dan perolehan atau prestasi hasil belajar meningkat.

3. Observasi dan Interpretasi

Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 2002 : 133).

Observasi dalam penelitian ini berisi catatan yang menggambarkan bagaimana aktifitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS tentang Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia , sebelum menggunakan model pendekatan make a match ( mencari pasangan )dan sesudah menggunakan model pendekatan make a match ( mencari pasangan ).

4. Analisis dan Refleksi

Pada atahap ini peneliti mengadakan analisis dan refleksi hasil belajar siswa. Setelah pembelajaran dengan model ‘ Make A Match’ diharapkan ada peningkatan hasil belajar. Dengan demikian dapat dianalisis adanya hasil belajar yang optimal

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu teknik tes dan observasi. Teknik tes digunakan untuk mengukur kemajuan belajar siswa dalam bentuk nilai hasil belajar. Sedangkan teknik observasi digunakan untuk merekam aktivitas siswa dalam pembelajaran maupununtuk mengetahui kemajuan proses pembelajaran.

Instrumen pengumpulan data meliputi soal tes dan lembar observasi . Butir soal tes digunakan sebagai alat pengumpulan data dalam mengukur hasil belajar Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, stelah dilakukan tindakan. Sedangkan lembar observasi dalam penelitian berisikan catatan kejadian selama proses pembelajaran berjalan.

E. Indikator Kinerja

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan indicator kinerja sebagai dasar untuk mengetahui keberhasilan dan menganalisis data yang diperoleh . dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada ulangan harian sebelumnya dan berdasarkan pengalaman-pengalaman sbelumnya dibandingkan dengan penggunaan metode atau pendekatan pembelajaran ‘ Make A Match’ ( mencari pasangan ) dengan cara bermain kartu. Maka peneliti menentukan indicator keberhasilan kinerja dalam bentuk hasil belajar siswa minimal mencapai KKM ( Kriteria ketuntasan Minimal ) mata pelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Kasepuhan 03 Batang yaitu 60,0 dan adanya peningkatan keaktifan dan rasa senang siswa pada saat proses pembelajaran .

F. Teknik Analisis Data

Data yang dianalisis dalammpenelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil belajar Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Hasil belajar tersebut dianalisis dengan deskriptip komparatif yaitu membandingkan nilai data awal tes dan nilai antar siklus dengan indicator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan Aanalisis data skunder dalam penalitian ini adalah data dari hasil observasi yang dinalisis dengan cara deskriptif yaitu anak dalam proses pembelajaran tampat aktif dan senang atau sebaliknya.