Jumat, 26 Maret 2010

TUTIATI HADININGSIH 282009104 TUGAS PTK

Nama : TUTIATI HADININGSIH

NIM : 282009104

Kelas : C (Batang 3)

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Judul : Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Perubahan Energi Listrik dengan Metode Demonstrasi Menggunakan Alat Peraga Pada Kelas VI SDN Proyonanggan 14 Batang Tahun 2009/2010

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Tahun 2003).

Berdasarkan fungsi pendidikan nasional di atas, maka peran guru menjadi kunci keberhasilan dalam misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah, selain bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan di kelas. Orang tua juga mempunyai harapan, dengan memasukkan putra-putri mereka ke sekolah agar putra-putri mereka kelak menjadi anak-anak yang pandai dengan memiliki prestasi yang menonjol di semua mata pelajaran, utamanya mata pelajaran akademik. Guru dan sekolah juga mempunyai harapan agar para siswa memiliki prestasi yangk menonjol disemua mata pelajaran.

Beberapa hal yang dapat dilakukan guru agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik, antara lain: memiliki metode strategi dan model pembelajaran yang sesuai sehingga dapat menemukan yang sesuai bagi dirinya. Apabila guru telah menemukan model strategi, metode yang tepat dan sesuai bagi dirinya dan anak didik maka suasana pembelajaran menjadi lebih kreatif, dinamis, tidak monoton dan menyenangkan, sehingga dapat memberikan rasa puas bagi anak didik. Dampak selanjutnya pemahaman terhadap konsep-konsep IPA yang dipelajari anak didik menjadi lebih bermakna, lebih kuat dan berdaya guna, sehingga hasil belajar anak didik menjadi lebih baik.

Hal tersebut juga sesuai dengan salah satu tujuan mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar, Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) yaitu agar peserta memiliki kemampuan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan sikap dan nilai-nilai ilmiah serta lebih memperhatikan tahap perkembangan siswa. Pembelajaran IPA yang dikehendaki oleh kurikulum ini sesuai dengan hakekat IPA, yaitu sebagai produk ilmiah, proses ilmiah, serta sebagai sikap ilmiah.

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional dan tujuan mata pelajaran IPA seorang pendidik harus kreatif dan inovatif untuk menyajikan proses pembelajaran dikelasnya agar proses pembelajaran yang dikelolanya berjalan luwes, efektif dan efisien. Karena pendidikan atau sekolah mempunyai harapan agar peserta didik memperoleh nilai yang memuaskan sesuai dengan KKM dan juga memiliki prestasi yang menonjol pada semua mata pelajaran.

Namun kenyataannya menunjukkan bahwa pada umumnya, guru mengajar masih secara tradisional. Pengajaran IPA masih bersifat verbal dan pasif. Alat peraga IPA yang digunakan, pembelajaran berpusat pada guru, siswa hanya sebagai penerima pelajaran yang pasif. Hasil yang diperoleh peserta didik tidak sesuai dengan harapan pendidik. Sebagai contoh pembelajaran IPA kelas VI SD Negeri Proyonanggan 14 Batang tentang perubahan energi listrik hasilnya masih rendah. Setelah diadakan tes formatif ternyata nilai yang diperoleh peserta didik masih di bawah standar. Pada kehidupan nyata tidak selamanya harapan yang besar terwujud dalam kenyataan yang sesuai. Kenyataannya banyak siswa yang prestasi belajar IPA nya justru rendah.

Kenyataan inilah yang mendorong penulis untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang penulis beri judul ”Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Perubahan Energi Listrik Dengan Metode Demonstrasi Menggunakan Alat Peraga Pada Kelas VI SD Proyonanggan 14 Batang Tahun 2009/2010”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka perumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah :

  1. Apakah dengan metode demonstrasi dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang perubahan energi listrik?
  2. Apakah dengan metode demonstrasi dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar IPA tentang perubahan energi listrik?
  3. Apakah dengan metode demonstrasi dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar IPA tentang perubahan energi listrik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini ada 2 (dua) :

1. Tujuan umum

Untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang perubahan energi listrik dengan menggunakan metode demonstrasi.

2. Tujuan khusus

Untuk meningkatkan keaktifan dan minat siswa pada pelajaran IPA tentang perubahan energi listrik dengan metode demonstrasi. Sehingga dihasilkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

1. Agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Siswa menjadi lebih aktif.

3. Dapat menumbuhkan minat belajar siswa.

b. Bagi Penulis

Dengan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini penulis memiliki pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman tentang Penelitian Tindakan Kelas, khususnya tentang penggunaan metode dan media yang tepat. Penulis mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran, sekaligus mencari solusi yang tepat.

c. Bagi Guru

Dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan ataupun acuan dalam pembelajaran IPA bagi guru yang mengalami masalah serupa. Dengan meningkatnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA maka Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditetapkan oleh guru dapat tercapai.

d. Bagi Lembaga

1. Sebagai masukan bagi guru SD bahwa pembelajaran IPA perlu metode dan media secara tepat.

2. Bagi sekolah, sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah pada peningkatkan hasil belajar pada pelajaran IPA. PTK juga dapat memberi sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah yang bercermin dari peningkatan kemampuan profesional para guru.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

  1. Hasil Belajar

Hasil belajar atau yang disebut prestasi belajar dalam penelitian ini adalah berupa angka-angka tertentu yang tercatum dalam nilai raport, prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan. Selanjutnya Winkel (2004 : 162) menyatakan prestasi adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai, belajar adalah suatu proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif. Secara singkat belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang merupakan hasil dari pengalaman (damandiri.or.id).

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar (Anni, 2004 : 4).

Hasil belajar adalah bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh (komprehensif) yang terdiri atas unsur kognitif, efektif dan psikhomotorik secara terpadu terhadap diri siswa (Dimyati, 1991 : 2).

Dengan demikian dapat disimpulkan secara umum pengertian hasil belajar yaitu bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh (komprehensif) yang terdiri dari unsur kognitif, efektif dan psikhomotorik secara terpadu terhaap diri siswa setelah mengalami aktifitas belajar.

  1. Teori Keaktifan Siswa

Keaktifan adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar (Anni, 2004 : 52).

Keaktifan adalah keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasinya (Mutohir dkk, 1996 : 4).

Menurut Ardhana (2009) keaktifan siswa dapat dilihat dari :

a. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru.

b. Kerjasama dalam kelompok.

c. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok ahli.

d. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok asal.

e. Memberi kesempatan berpendapat pada teman dalam kelompok

f. Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat.

g. Memberi gagasan yang cemerlang.

h. Membuat perencanaan dan pembagian tugas yang matang.

i. Keputusan berdasarkan pertimbangan kelompok lain.

j. Memanfaatkan potensi anggota kelompok.

k. Saling membantu dan menyelesaikan masalah.

Dari pernyataan-pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian keaktifan secara umum adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasinya untuk mencapai hasil belajar. Sedangkan keaktifan siswa dapat dilihat dari peran aktif siswa secara individu maupun dalam kelompok pada proses pembelajaran.

  1. Minat Belajar Siswa

Secara bahasa minat berarti ”kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu” minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.

Sardiman A.M berpendapat minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

Minat adalah keinginan yang tumbuh karena adanya dorongan dari luar atau dari dalam diri seseorang (Anni, 2004 : 56).

Minat adalah keinginan yang tumbuh karena adanya dorongan dari dalam diri seseorang yang dapat menimbulkan aktifitas belajar dalam mencapai tujuan (Mustofa, 2001 : 87).

Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan pengertian minat yaitu keinginan yang tumbuh karena adanya dorongan dari luar atau dari dalam diri seseorang yang dapat menimbulkan aktifitas belajar dalam mencapai tujuan.

  1. Teori tentang Metode Demonstrasi

Secara bahasa metode adalah cara yang tersusun dan teratur, untuk mencapai tujuan, khususnya dalam ilmu pengetahuan.

Cardille (1986) mengemukakan bahwa demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan sebuah tindakan atau prosedur yang digunakan. Metode ini disertai dengan penjelasan, illustrasi, dan pernyataan lisan (oral) atau peragaan (visual) secara tepat (dalam Canei, 1986 : 38).

Winarno mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta, atau siswa memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas (Winarno, 1980 : 87). Batasan yang dikemukakan Winarno memberikan kepada kita, bahwa untuk mendemonstrasikan atau memperagakan tidak harus dilakukan oleh guru sendiri dan yang didemonstrasikan adalah suatu proses.

Dengan memperhatikan batasan metode demonstrasi seperti yang dikemukakan oleh Cardille dan Winarno, maka dapat dikemukakan bahwa metode demonstrasi merupakan format interaksi belajar mengajar yang sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian (T. Widiastuti) 2007 tentang peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang Sistem Peredaran Darah Manusia dengan metode demonstrasi, menggunakan alat peraga. (PTK Pembelajaran IPA Kelas VI).

C. Kerangka Berpikir

Kajian pustaka dan landasan teori dari para pakar juga beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh para peneliti memberi gambaran penulis untuk membuat skema tindakan dalam penelitian ini. Bagi sebagian besar siswa hasil belajar yang diperoleh pada pembelajaran IPA tentang perpindahan energi panas masih rendah. Oleh karena itulah diperlukan upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Apabila guru menggunakan metode demonstrasi dengan bantuan alat peraga, maka hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang perpindahan energi panas akan meningkat. Hal ini dilakukan dalam proses perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dalam dua siklus. Tindakan tersebut apabila dituangkan dalam bentuk skema akan dapat tergambar seperti di bawah ini.


D. Hipotesis Tindakan

Kerangka berpikir sebagaimana telah diuraikan di atas mengandung praduga bahwa penggunaan metode demonstrasi dengan bantuan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar, keaktifan dan minat siswa pada pelajaran IPA tentang perpindahan energi panas kelas VI SD Negeri Proyonanggan 14, Kecamatan Batang.

Dari praduga tersebut penulis mengajukan hipotesis. Hipotesis ini yaitu :

  1. Dengan metode demonstrasi menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang perpindahan energi panas.
  2. Dengan metode demonstrasi menggunakan alat peraga dapat meningkatkan keaktifan siswa pada pelajaran IPA tentang perpindahan energi panas.
  3. Dengan metode demonstrasi menggunakan alat peraga dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran IPA tentang perpindahan energi panas.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Proyonanggan 14 Kecamatan Batang, Kabupaten Batang. Waktu penelitian dimulai pada bulan Januari 2010 yaitu pada awal semester dua tahun ajaran 2009/2010 sesuai materi yang diajarkan pada semester tersebut.

Siswa kelas VI SD Proyonanggan 14 berjumlah 29 siswa. Terdiri dari 11 perempuan dan 18 laki-laki. Siswa kelas VI cukup beragam tingkat kemampuan prestasi belajarnya. Dari 29 siswa hanya 20 % yang mempunyai kemampuan cukup baik, selebihnya kemampuannya di bawah rata-rata. Motivasi belajar anak di rumah kurang dikarenakan tingkat pendidikan orang tua rendah dan keadaan ekonomi yang pas-pasan.

Latar belakang dipilihnya kelas ini sebagai tempat penelitian adalah karena alasan berikut ini :

a. Sesuai dengan materi dan pokok bahasan yang ada.

b. Peneliti adalah guru di kelas tersebut. Hal ini memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian.

c. Berdasarkan penelitian selama semester 2, hasil belajar IPA tentang perpindahan energi panas masih rendah. Hal ini perlu segera diupayakan peningkatannya.

d. Penggunaan metode demonstrasi dengan alat peraga diupayakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Sesuai dengan masalah yang dikemukakan, sasaran kajian dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA tentang perpindahan energi panas. Upaya peningkatkan hasil belajar, keaktifan dan minat siswa dilakukan dengan metode demonstrasi menggunakan alat peraga.

B. Variabel Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data utama dan data pendukung. Sebagai sumber data utama adalah guru dan siswa kelas VI SD Negeri Proyonanggan 14 Kecamatan Batang, Kabupaten Batang tahun ajaran 2009/2010. Data juga berasal dari studi pustaka terhadap buku-buku nilai siswa. Adapun data pendukung diperoleh dari teman sejawat yang telah bersedia menjadi observer.

Dua hal yang menjadi objek penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas juga disebut variabel independen. Variabel ini adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel ini juga disebut variabel sebab. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan metode demonstrasi dengan alat peraga untuk meningkatkan minat dan keaktifan siswa. Sedangkan variabel terikat adalah merupakan variabel yang tergantung. Variabel terikat sering disebut variabel dependen. Variabel ini tidak bebas dan merupakan variabel akibat. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan variabel terikat yaitu hasil belajar siswa pada pelajaran IPA tentang perpindahan energi panas.

C. Rencana Tindakan

Prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Adapun langkah-langkah dari masing-masing siklus sebagaimana tertera berikut ini :

a. Siklus I

Kegiatan penelitian dimulai dengan dilaksanakannya siklus I. Siklus ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Adapun tahapan pada siklus ini adalah sebagai disebut di bawah ini.

1. Perencanaan

Perencanaan ini merupakan refleksi awal dari kegiatan penelitian. Atas dasar dari hasil studi pendahuluan, maka disusun perencanaan melalui beberapa tahap. Tahap-tahap yang dilalui pada perencanaan ini adalah :

- Mendesain pembelajaran IPA tentang perpindahan energi panas dengan metode demonstrasi menggunakan alat peraga.

- Desain pembelajaran disimulasikan.

- Masukan dari hasil simulasi digunakan untuk merevisi desain pembelajaran berikutnya.

- Penyusunan instrumen yang diperlukan pada siklus.

2. Tindakan

Pada tahap ini, tindakan merupakan implementasi dari perencanaan-perencanaan yang telah disimulasikan dan direvisi.

Pada siklus I ini diawali dengan mengkondisikan kelas. Pertama-tama siswa diberikan apersepsi dan penjajakan kemampuan awal siswa. Tahap berikutnya siswa diberikan informasi singkat tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari. Selain itu diberikan pula informasi tentang tujuan yang akan dicapai. Adapun pada kegiatan berikutnya guru merumuskan permasalahan yang telah ditentukan.

3. Pengamatan

Pada tahap ini pengamatan atau observasi dilakukan bersama dengan tahap tindakan. Hal ini tentu karena guru sebagai peneliti sekaligus juga sebagai penyampai materi. Pada tahap ini pula dilakukan pengumpulan data-data yang diperlukan. Tiap-tiap tindakan yang dilakukan oleh guru maupun siswa akan diamati oleh observer. Observer disini adalah guru itu sendiri sebagai peneliti beserta teman sejawat. Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah pedoman pengamatan dan lembar penilaian yang sudah disediakan digunakan dalam tahap ini.

4. Refleksi

Tahap refleksi dilakukan peneliti bersama teman sejawat. Tahap ini berisi diskusi dari peneliti sebagai guru maupun observer dengan teman sejawat. Diskusi berisi tentang kelebihan dan kekurangan tindakan. Hasil diskusi ini digunakan untuk menentukan sikap yang harus dilakukan pada siklus berikutnya. Pada tahap ini dilakukan pula analisis data. Analisis ini untuk mengetahui keberhasilan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian dapat ditentukan apakah diperlukan siklus berikutnya atau tidak.

b. Siklus II

Pada siklus II dilakukan satu kali pertemuan yaitu 2 x 35 menit.

1. Perencanaan

Atas dasar temuan pada siklus I maka dibuatlah rencana untuk melaksanakan siklus II. Siklus ini merupakan penyempurnaan siklus I. Perbedaan yang mungkin ada pada siklus II yaitu diperolehnya laporan hasil pengamatan secara utuh.

Pada tahap perencanaan ini peneliti sebagai guru membuat seperangkat pembelajaran sebagaimana siklus I.

2. Tindakan

Sesuai dengan rancangan pembelajaran, pada siklus II ini dilakukan tindakan sebagaimana yang ada pada rencana mengajar harian. Hal ini sama dengan yang dilakukan pada siklus I. Namun pada siklus II penerapan metode demonstrasi dengan alat peraga benar-benar diusahakan untuk meningkatkan hasil belajar, minat dan keaktifan siswa pada pelajaran IPA tentang perpindahan energi panas.

3. Pengamatan

Setelah melakukan tindakan, peneliti melakukan pengamatan pada setiap perubahan perilaku yang dialami siswa. Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan membuat catatan-catatan penting. Hal ini sebagaimana dilakukan pada siklus I. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman pengamatan dan lembar penilaian.

4. Refleksi

Peneliti kembali melakukan refleksi setelah melakukan tindakan dan pengamatan. Refleksi dilakukan terhadap hasil yang didapat sebelum siklus II ini. Tujuan refleksi adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa tentang perpindahan energi panas, untuk dapat dibandingkan dengan hasil setelah siklus II.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penulis memilih tiga teknik pengumpulan data. Ketiga teknik tersebut adalah tes, observasi dan dokumentasi.

a. Teknik Tes

Pada penelitian ini digunakan tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA yang dilaksanakan selama proses penelitian.

b. Metode Observasi

Dalam mengamati kemampuan siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran IPA tentang perpindahan energi panas digunakan metode observasi. Dalam penelitian ini yang diamati adalah minat dan keaktifan siswa.

c. Metode Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk menyelidiki benda-benda tertulis. Benda-benda tersebut diantaranya adalah buku-buku dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Jadi dokumen-dokumen yang diteliti pada penelitian ini adalah buku daftar nilai siswa kelas III tahun 2008/2009 dan kelas VI tahun pelajaran 2009/2010 SDN Proyonanggan 14 Kecamatan Batang, Kabupaten Batang.

Sedangkan alat pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis. Ketiga jenis alat pengumpul data adalah sebagaimana tersebut di bawah ini.

a. Butir Soal Tes

Butir-butir soal tes merupakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini. Instrumen ini berupa tes hasil belajar tentang perpindahan energi panas.

b. Lembar pengamatan

Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati perilaku siswa. Pengamatan dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung dan pada akhir proses pembelajaran.

c. Skala Penilaian untuk Studi Dokumentasi

Pada penelitian ini dilakukan studi dokumentasi. Studi dilakukan terhadap buku siswa, sedangkan yang menjadi cakupan studi adalah buku daftar nilai kelas III tahun pelajaran 2008/2009 dan kelas VI tahun pelajaran 2009/2010 SD Proyonanggan 14, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang.

E. Indikator Kerja

Sebagai sebuah penelitian tindakan kelas perlu adanya indikator. Indikator digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari penelitian. Apabila indikator terpenuhi, penelitian dikatakan berhasil. Adapun indikator Penelitian Tindakan Kelas dibedakan dalam dua kelompok.

a. Indikator Umum

Indikator umum dari penelitian ini adalah sebagaimana disebut di bawah ini

1. Guru dapat mengelola pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna.

2. Guru dapat membuat aktivitas pembelajaran siswa meningkat.

b. Indikator Khusus

Atas dasar hasil pembelajaran sebelum diupayakan peningkatan hasil belajar IPA tentang perpindahan energi panas pada siklus I dengan hasil rata-rata di bawah 75 %. Maka indikator kinerja setelah tindakan pada siklus II diharapkan meningkat menjadi lebih dari 75%. Jadi persentasi ketuntasan belajar IPA tentang perpindahan energi panas diharapkan mencapai 75 % keatas.

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian dilakukan juga analisis data karena analisis data merupakan bagian yang penting dalam sebuah penelitian. Hal ini perlu dilakukan karena analisis data yang diperoleh pada penelitian memberi arti penting. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis deskriptif komparatif. Digunakannya analisis deskriptif komparatif sebab untuk membandingkan nilai tes antar siklus dan indikator kerja.

Dilakukannya analisis data semenjak awal sampai akhir proses penelitian. Karena hal ini merupakan kesatuan yang tak terpisahkan antara tahap pengumpulan dan analisis data. Dalam menganalisis data dilakukan juga dengan metode deskriptif persentase. Sedangkan data hasil observasi dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi.

Tum Fatimah, NIM :2820090103, TUGAS PTK

PROPOSAL ENELITIAN TINDAKAN KELAS

( PTK )

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang

Gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda dengan metode Demontrasi menggunakan alat peraga

Pada kelas IV SDN Proyonanggan 14 Batang





Nama : Tum Fatimah

NIM : 2820090103

Kelas : C ( Batang 3 )

Tahun Pelajaran 2009 / 2010

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sesuai dengan UU No : 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional BAB IX Pasal 40 ayat 2 yakni Pendidikan harus professional untuk menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan diologis untuk mewujudkan dan suasana pembelajaran yang bermakna, kegiatan pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa agar peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan otensi yang dimilikinya.

Beberapa hal yang dapat dilakukan guru agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik antara lain : memilih metode strategi dan model pembelajaran yang sesuai sehingga dapat menemukan metode yang paling sesuai bagi dirinya. Apabila guru telah menemukan metode strategi, metode yang teat dan sesuai bagi dirinya dan anak didik maka suasana pembelajaran menjadi lebih kreatif, dinamis tidak monoton dan menyenangkan sehingga dapat memberikan rasa puas bagi anak didik. Dampak selanjutnya pemahaman terhadap konsep – konsep IPA yang dipelajari anak didik menjadi lebih bermakna, lebih kuat,dan berdaya guna sehingga hasil belajar anak didik menjadi lebih baik.

Hal tersebut juga sesuai dengan salah satu tujuan mata pelajaran IPA disekolah dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) yaitu agar anak didik memiliki kemampuan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konse – konsep IPA yang bermanfaat dan dapat ditrapkan dalam kehidupan sehari – hari. Pengembangan sikap dsasn nilai – nilai inilah serta lebih memperhatikan taha perkembangan siswa.

Pembelajaran IPA yang dikehendaki oleh kurikulum ini sesuai dengan hakikat IPA yaitu sebagai produk ilmiah, proses ilmiah, serta sebagai sika ilmiah.

Berdasarkan tujuan Pendidikan Nasional dan tujuan mata pelajaran IPA seorang pendidik harus kreatif dan inovatif untuk menyajikan proses pembelajaran di kelasnyaagar proses pembelajaran yang dikelolanya berjalan luwes,efektif, dan efesien karena Pendidikan atau Sekolah mempunyai harapan agar peserta didik memperoleh nilai yang memuaskan sesuai KKM dan juga memiliki prestasi yang menonjol pada semua mata pelajaran.

Namun pada kenyataanya menunjukkan bahwa pada umumnya guru mengajar masih secara tradisional pengajaran IPA masih bersifat verbalistik dan pasif. Alat peraga IPA jarang digunakan. Pembelajaran berpusat pada guru, siswa hanya sebagai penerima pembelajaran yang pasif. Hasil yang diperoleh peserta didik tidak sesuai dengan harapan pendidik. Sebagai contoh pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Proyonanggan 14 Batang tentang “Gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda”. Hasilnya masih rendah setelah diadakan tes formatif. Ternyata nilai yang diperoleh peserta didik masih di bawah standar yaitu 60% dari jumlah peserta didik 16 anak. Hanya 9 anak yang mendapat nilai di atas 70 sedangkan 7 anak hasil perolehan nilai belajarnya masih memperhatinkan.

Kenyataan inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian tindakan kelas ( PTK ). Yang menulis memberi judul “ Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Gaya data mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda dengan metode Demontrasi menggunakan alat peraga pada kelas IV SD Proyonanggan 14 Batang tahun 2009 / 2010.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka perumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah dengan metode demontrasi dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda.

2. Apakah dengan metode demontrasi dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar IPA tentang gaya data mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda.

3. Apakah dengan metode demontrasi dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar IPA tentang gaya dapat mengubah bentuk benda.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang gaya dapat mengubah bentuk dengan metode demontrasi.

Tujuan khusus penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan minat siswa pada pelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah bentuk dengan metode demontrasi. Maka dihasilkan proses pembelajaran yang kreatif, aktif, inovatif dan menyenangkan.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil yang diperoleh dari penulisan ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut:

a. Bagi siswa

1. Agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa

2. Siswa menjadi lebih aktif

3. Dapat menumbuhkan minat belajar siswa

b. Bagi Penulis

Dengan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini penulis memiliki pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman tentang Penelitian Tindakan Kelas, khususnya tentang penggunaan metode dan media yang tepat.

Penulis mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran, sekaligus mencari alternatif/ solusi yang tepat selain itu penulis mampu memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi Guru

Dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan ataupun acuan dalam pembelajaran IPA bagi guru yang mengalami masalah serupa.

d. Bagi Lembaga/ Institusi

1. Sebagai masukan bagi guru SD bahwa pembelajaran IPA perlu metode dan media secara tepat.

2. Bagi sekolah, sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah pada peningkatkan hasil belajar pada pelajaran IPA.

3. Bagi sekolah mempunyai kesempatan yang besar untuk berubah secara menyeluruh. PTK juga dapat memberi sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah yang bercermin dari peningkatan kemampuan profesional para guru.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

  1. Peningkatan

Peningkatan merupakan sesuatu yang diperoleh sekarang ini lebih tinggi atau baik dari yang kemarin. Peningkatan dalam pembelajaran berkaitan dengan hasil yang diperoleh peserta didik, artinya nilai yang diperoleh sekarang lebih baik/ tinggi dari yang kemarin.

Peningkatan adalah proses, cara atau perbuatan peningkatan usaha, kegiatan sebagainya.

  1. Hasil Belajar

Hasil belajar sama artinya dengan prestasi belajar yaitu penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang lazimnya ditujukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru atau pembimbing. Menurut Lapono (2006: 71-72) hasil belajar memberikan kemampuan kepada si pelajar untuk melakukan berbagai penampilan.

Prestasi belajar dalam hal ini adalah hasil yang dicapai dari penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan mata pelajaran sebagai suatu pengalaman yang ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh seorang guru.

Dengan demikian dapat disimpulkan secara umum pengertian hasil belajar yaitu bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh (komprehensif) yang terdiri dari unsur kognitif, efektif, dan psikomotorik secara terpadu terhadap diri siswa setelah mengalami aktivitas belajar.

  1. Teori Keaktifan Siswa

Keaktifan adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar (Anni: 2504: 52), keaktifan adalah keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasinya (Mutohir dkk 1999: 4). Menurut Ardhana (2009), keaktifan siswa dapat dilihat dari :

a. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

b. Kerja sama dalam kelompok

c. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok ahli.

d. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok asal.

e. Memberi kesempatan berpendapat pada teman dalam kelompok.

f. Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat.

g. Memberi gagasan yang cemerlang.

h. Membuat perencanaan dan pembagian tugas yang matang.

i. Keputusan berdasarkan pertimbangan kelompok lain.

j. Memanfaatkan potensi anggota kelompook.

k. Saling membantu dan menyelesaikan masalah.

Dari pernyataan-pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian keaktifan secara umum adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasinya untuk mencapai hasil belajar. Sedangkan keaktifan siswa dapat dilihat dari peran aktif siswa secara individu maupun dalam kelompok pada proses pembelajaran.

  1. Minat Belajar Siswa

Secara bahasa minat berarti “Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu” minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.

Sardiman A.M. berpendapat minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

Minat adalah keinginan yang tumbuh karena adanya dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang (Anni: 2004: 56).

Minat adalah keinginan yang tumbuh karena adanya dorongan dalam diri seseorang yang dapat menimbulkan aktivitas belajar dalam mencapai tujuan (Mustafa, 2001: 87). Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan pengertian minat yaitu keinginan yang tumbuh karena adanya dorongan dari luar atau dari dalam diri seseorang yang dapat menimbulkan aktivitas belajar dalam mencapai tujuan.

  1. Teori tentang metode demonstrasi

Secara bahasa metode adalah cara yang tersusun dan teratur untuk mencapai tujuan khususnya dalam ilmu pengetahuan.

Cardille (1986) mengemukakan bahwa demonstrasi adalah suatu sajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan sebuah tindakan atau prosedur yang digunakan. Metode ini disertai dengan penjelasan ilustrasi dan pernyataan lisan (oral) atau peragaan (visual) secara tepat (dalam canci 1986: 38).

Winarno mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta atau siswa memperlihatkan suatu proses kepada seluruh keas. (Winarno, 1980: 87).

Batasan yang dikemukakan oleh Winarno memberikan kepada kita, bahwa anak mendemonstrasikan atau memperagakan tidak harus dilakukan oleh guru sendiri dan yang didemonstrasikan adalah suatu proses.

Dengan memperhatikan batasan metode demonstrasi seperti yang dikemukakan oleh Cardille dan Winarno, maka dapat dikemukakan bahwa metode demonstrasi merupakan format interaksi belajar mengajar yang sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil Penelitian (T. Widiastuti, 2007) tentang peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang Sistem Peredaran Darah Manusia dengan metode demonstrasi menggunakan alat peraga (PTK Pembelajaran IPA kelas V).

C. Kerangka Berpikir

Kajian pustaka dan landasan teoritis dari para pakar juga beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh para peneliti memberi gambaran penulis untuk membuat skema tindakan dalam penelitian ini. Sebagian besar siswa hasil belajar yang diperoleh pada pembelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak masih rendah oleh karena itulah diperlukan upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Apabila guru menggunakan metode demonstrasi dengan bantuan alat peraga, maka hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak akan meningkat. Hal ini dilakukan dalam proses perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dalam dua siklus. Tindakan tersebut apabila dituangkan dalam bentuk skema maka dapat tergambar seperti di bawah ini.

Guru

Kondisi awal

Siswa

Guru belum menggunakan metode dan alat peraga yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang gaya dapat mengubah gerak.

Pra siklus

Hasil belajar IPA tentang gaya mengubah gerak

Guru menggunakan metode dan alat peraga yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang gaya dapat mengubah gerak.

Tindakan

Siklus I

Hasil belajar IPA tentang gaya dapat mengubah gerak masih rendah.

Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak meningkat.

Kondisi akhir

Siklus II

Hasil belajar IPA tentang gaya dapat mengubah gerak meningkat.

D. Hipotesis Tindakan

Kerangka berpikir sebagaimana telah diuraikan di atas mengandung praduga bahwa penggunaan metode demonstrasi dengan bantuan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar, IPA tentang gaya dapat mengubah bentuk kelas IV SD Negeri Proyonanggan 14 Kecamatan Batang.

Dari praduga tersebut penulis mengajukan hipotesis. Hipotesis ini yaitu :

1. Dengan metode demonstrasi menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang gaya dapat mengubah gerak.

2. Dengan metode demonstrasi menggunakan alat peraga dapat meningkat keaktifan siswa pda pelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak.

3. Dengan metode demonstrasi menggunakan alat peraga dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Proyonanggan 14 Kecamatan Batang Kabupaten Batang. Waktu penelitian dimulai pada bulan Januari 2010 yaitu pada awal semester dua tahun ajaran 2009-2010. Sesuai materi yang diajarkan pada semester tersebut.

Siswa kelas IV SD Proyonanggan 14 berjumlah 16 siswa. Terdiri dari 7 perempuan dan 9 laki-laki. Siswa kelas IV cukup beragam tingkat kemampuan prestasi belajarnya. Dari 16 siswa hanya 25 % yang mempunyai kemampuan cukup baik, selebihnya kemampuannya di bawah rata-rata. Motivasi belajar anak di rumah kurang dikarenakan tingkat pendidikan orang tua rendah dan keadaan ekonomi yang pas-pasan.

Latar belakang dipilihnya kelas ini sebagai tempat penelitian adalah karena alasan berikut ini :

  1. Sesuai dengan materi dan pokok bahasan yang ada.
  2. Peneliti adalah guru di kelas tersebut. Hal ini memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian.
  3. Berdasarkan penelitian selama semester 2, hasil belajar IPA tentang gaya dapat mengubah gerak masih rendah. Hal ini perlu segera diupayakan peningkatannya.
  4. Penggunaan metode demonstrasi dengan alat peraga diupayakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Sesuai dengan masalah yang dikemukakan, sasaran kajian dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak. Upaya peningkatkan hasil belajar, keaktifan dan minat siswa dilakukan dengan metode demonstrasi menggunakan alat peraga.

B. Variabel Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data utama dan data pendukung. Sebagai sumber data utama adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri Proyonanggan 14 Kecamatan Batang, Kabupaten Batang tahun ajaran 2009/2010. Data juga berasal dari studi pustaka terhadap buku-buku nilai siswa. Adapun data pendukung diperoleh dari teman sejawat yang telah bersedia menjadi observer.

Dua hal yang menjadi objek penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas juga disebut variabel independen. Variabel ini adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel ini juga disebut variabel sebab. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan metode demonstrasi dengan alat peraga untuk meningkatkan minat dan keaktifan siswa. Sedangkan variabel terikat adalah merupakan variabel yang tergantung. Variabel terikat sering disebut variabel dependen. Variabel ini tidak bebas dan merupakan variabel akibat. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan variabel terikat yaitu hasil belajar siswa pada pelajaran IPA tentang gaya dapat merubah gerak.

C. Rencana Tindakan

Prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Adapun langkah-langkah dari masing-masing siklus sebagaimana tertera berikut ini :

a. Siklus I

Kegiatan penelitian dimulai dengan dilaksanakannya siklus I. Siklus ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Adapun tahapan pada siklus ini adalah sebagai disebut di bawah ini.

1. Perencanaan

Perencanaan ini merupakan refleksi awal dari kegiatan penelitian. Atas dasar dari hasil studi pendahuluan, maka disusun perencanaan melalui beberapa tahap. Tahap-tahap yang dilalui pada perencanaan ini adalah :

- Desain pembelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak dengan metode demonstrasi menggunakan alat peraga.

- Masukan dari hasil simulasi digunakan untuk merevisi desain pembelajaran berikutnya.

- Susunan instrumen yang diperlukan pada siklus.

2. Tindakan

Pada tahap ini, tindakan merupakan implementasi dari perencanaan-perencanaan yang telah disimulasikan dan direvisi.

Pada siklus I ini diawali dengan mengkondisikan kelas. Pertama-tama siswa diberikan apersepsi dan penjajakan kemampuan awal siswa. Tahap berikutnya siswa diberikan informasi singkat tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari. Selain itu diberikan pula informasi tentang tujuan yang akan dicapai. Adapun pada kegiatan berikutnya guru merumuskan permasalahan yang telah ditentukan.

3. Pengamatan

Pada tahap ini pengamatan atau observasi dilakukan bersama dengan tahap tindakan. Hal ini tentu karena guru sebagai peneliti sekaligus juga sebagai penyampai materi. Pada tahap ini pula dilakukan pengumpulan data-data yang diperlukan. Tiap-tiap tindakan yang dilakukan oleh guru maupun siswa akan diamati oleh observer. Observer disini adalah guru itu sendiri sebagai peneliti beserta teman sejawat. Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah pedoman pengamatan dan lembar penilaian yang sudah disediakan digunakan dalam tahap ini.

4. Refleksi

Tahap refleksi dilakukan peneliti bersama teman sejawat. Tahap ini berisi diskusi dari peneliti sebagai guru maupun observer dengan teman sejawat. Diskusi berisi tentang kelebihan dan kekurangan tindakan. Hasil diskusi ini digunakan untuk menentukan sikap yang harus dilakukan pada siklus berikutnya. Pada tahap ini dilakukan pula analisis data. Analisis ini untuk mengetahui keberhasilan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian dapat ditentukan apakah diperlukan siklus berikutnya atau tidak.

b. Siklus II

Pada siklus II dilakukan satu kali pertemuan yaitu 2 x 35 menit.

1. Perencanaan

Atas dasar temuan pada siklus I maka dibuatlah rencana untuk melaksanakan siklus II. Siklus ini merupakan penyempurnaan siklus I. Perbedaan yang mungkin ada pada siklus II yaitu diperolehnya laporan hasil pengamatan secara utuh.

Pada tahap perencanaan ini peneliti sebagai guru membuat seperangkat pembelajaran sebagaimana siklus I.

2. Tindakan

Sesuai dengan rancangan pembelajaran, pada siklus II ini dilakukan tindakan sebagaimana yang ada pada rencana mengajar harian. Hal ini sama dengan yang dilakukan pada siklus I. Namun pada siklus II penerapan metode demonstrasi dengan alat peraga benar-benar diusahakan untuk meningkatkan hasil belajar, minat dan keaktifan siswa pada pelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak.

3. Pengamatan

Setelah melakukan tindakan, peneliti melakukan pengamatan pada setiap perubahan perilaku yang dialami siswa. Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan membuat catatan-catatan penting. Hal ini sebagaimana dilakukan pada siklus I. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman pengamatan dan lembar penilaian.

4. Refleksi

Peneliti kembali melakukan refleksi setelah melakukan tindakan dan pengamatan. Refleksi dilakukan terhadap hasil yang didapat sebelum siklus II ini. Tujuan refleksi adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa tentang perpindahan energi panas, untuk dapat dibandingkan dengan hasil setelah siklus II.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penulis memilih tiga teknik pengumpulan data. Ketiga teknik tersebut adalah tes, observasi dan dokumentasi.

c. Teknik Tes

Pada penelitian ini digunakan tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA yang dilaksanakan selama proses penelitian.

d. Metode Observasi

Dalam mengamati kemampuan siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran IPA tentang gaya dapat mengubah gerak digunakan metode observasi. Dalam penelitian ini yang diamati adalah minat dan keaktifan siswa.

e. Metode Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk menyelidiki benda-benda tertulis. Benda-benda tersebut diantaranya adalah buku-buku dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Jadi dokumen-dokumen yang diteliti pada penelitian ini adalah buku daftar nilai siswa kelas III tahun 2008/2009 dan kelas IV tahun pelajaran 2009/2010 SD Proyonanggan 14 Kecamatan Batang, Kabupaten Batang.

Sedangkan alat pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis. Ketiga jenis alat pengumpul data adalah sebagaimana tersebut di bawah ini.

a. Butir Soal Tes

Butir-butir soal tes merupakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini. Instrumen ini berupa tes hasil belajar tentang perpindahan energi panas.

b. Lembar pengamatan

Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati perilaku siswa. Pengamatan dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung dan pada akhir proses pembelajaran.

c. Skala Penilaian untuk Studi Dokumentasi

Pada penelitian ini dilakukan studi dokumentasi. Studi dilakukan terhadap buku siswa, sedangkan yang menjadi cakupan studi adalah buku daftar nilai kelas III tahun pelajaran 2008/2009 dan kelas IV tahun pelajaran 2009/2010 SD Proyonanggan 14, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang.

E. Indikator Kerja

Sebagai sebuah penelitian tindakan kelas perlu adanya indikator. Indikator digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari penelitian. Apabila indikator terpenuhi, penelitian dikatakan berhasil. Adapun indikator Penelitian Tindakan Kelas dibedakan dalam dua kelompok.

a. Indikator Umum

Indikator umum dari penelitian ini adalah sebagaimana disebut di bawah ini

1. Guru dapat mengelola pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna.

2. Guru dapat membuat aktivitas pembelajaran siswa meningkat.

b. Indikator Khusus

Atas dasar hasil pembelajaran sebelum diupayakan peningkatan hasil belajar IPA tentang gaya dapat mengubah gerak pada siklus I dengan hasil rata-rata di bawah 65 %. Maka indikator kinerja setelah tindakan pada siklus II diharapkan meningkat menjadi lebih dari 75%. Jadi persentasi ketuntasan belajar IPA tentang gaya dapat mengubah gerak diharapkan mencapai 75 % keatas.

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian dilakukan juga analisis data karena analisis data merupakan bagian yang penting dalam sebuah penelitian. Hal ini perlu dilakukan karena analisis data yang diperoleh pada penelitian memberi arti penting. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis deskriptif komparatif. Digunakannya analisis deskriptif komparatif sebab untuk membandingkan nilai tes antar siklus dan indikator kerja.

Dilakukannya analisis data semenjak awal sampai akhir proses penelitian. Karena hal ini merupakan kesatuan yang tak terpisahkan antara tahap pengumpulan dan analisis data. Dalam menganalisis data dilakukan juga dengan metode deskriptif persentase. Sedangkan data hasil observasi dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi.