Minggu, 21 Maret 2010

SITI HARWATI 282009046 TUGAS PTK

NAMA : SITI HARWATI

NIM : 282009046

KELAS : C BATANG 3

TUGAS PTK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Mata pelajaran matematika di sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang sangat penting bagi siswa, karena bertujuan untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa dalam menunjang kebutuhan serta tantangan untuk menghadapi perkembangan teknologi yang sangat pesat. Selain itu nilai mata pelajaran matematika juga sebagai salah satu penentu keberhasilan UASBN.

Orangtua juga memiliki harapan, dengan menyekolahkan putra-putrinya adalah agar mereka kelak menjadi anak-anak yang pandai dengan memiliki potensi yang menonjol di semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran matematika. Banyak konsep matematika yang sulit dipahami oleh siswa SD. Rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika merupakan suatu masalah karena akan berdampak pada penguasaan konsep matematika dan jenjang pendidikan berikutnya. Selain permasalahan tersebut, kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika khususnya menghitung luas bangun datar serta kemampuan guru dalam mengajar kurang menarik. Hal ini menyebabkan prestasi belajar matematika di kelas IV SDN Denasri Wetan 01 rendah.. Berdasarkan hasil obsevasi awal dengan guru teman sejawat serta dokumen hasil nilai UASBN pada mata pelajaran matematika tahun 2009 sampai tahun 2010, diperoleh informasi banyak konsep matematika yang sulit dipahami oleh siswa, diantaranya konsep menghitung luas pada bangun datar. Sehingga nilai matematika pada UASBN hanya mencapai rata – rata kelas 53, dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 56 %. Berdasarkan nilai guru khususnya hasil belajar matematika tentang materi luas bangun datar pada siswa kelas IV SDN Denasri Wetan 01 Kecamatan Subah Kabupaten Batang dari 38 siswa hanya 21 siswa yang nilainya di atas KKM dan 17 siswa masih dibawah KKM dengan KKM nilainya sebesar 50.

2

Pembelajaran matematika hendaknya di mulai dari pengenalan masalah sesuai situasi dan tingkat kemampuan siswa. Dengan mengemukakan permasalah yang lebih konstektual, siswa secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika, diantaranya konsep luas bangun datar.

Kondisi di atas perlu segera diatasi. Langkah-langkah praktis perlu segera ditemukan untuk mengatasi kondisi itu. Melalui penelitian tindakan kelas, maka solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan discovery pada materi tentang konsep menghitung luas bangun datar. Namun sebelum penelitian itu dilaksanakan, terlebih dahulu perlu dipikirkan langkah-langkah seperti apa yang akan di rancang untuk dimatangkan melalui penelitian tindakan dengan menggunakan metode discovery dalam rangka mengatasi kondisi di atas.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan malaksanakan PTK dengan judul ” Peningkatan Prestasi Belajar Matematika tentang Konsep Luas Bangun Datar Melalui Pendekatan Discovery Pada Siswa Kelas IV Semester I SDN Denasri Wetan 01 Kecamatan Batang Kabupaten Batang”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembahasan masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah perbaikan dalam pembelajaran sebagai berikut

1. Apakah dengan penerapan pendekatan discovery dapat meningkatkan aktivitas siswa pada konsep luas bangun datar?

2. Apakah dengan penerapan pendekatan discovery dapat meningkatkan kemampuan guru pada knsep luas bangun datar?

3. Apakah dengan penerapan pendekatan discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep luas bangun datar?

1.2.2 Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan pembelajaran kepada siswa melalui pendekatan discovery yang diharapkan dapat meningkatkan

1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran pada konsep luas bangun datar.

2. Kemampuan guru dalam pembelajaran pada konsep luas bangun datar.

3. Hasil Belajar siswa pada konsep luas bangun datar.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini meliputi

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN Denasri Wetan 01 pada mata pelajaran matematika tentang konsep luas bangun datar.

2. Meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran. Matematika pada materi konsep luas bangun datar.

3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Denasri Wetan 01 pada mata pelajaran matematika tentang konsep luas bangun datar.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diperoleh pada penelitian ini meliputi :

1. Manfaat teoritis

a. Mendapatkan teknik baru tentang pemahaman menghitung luas pada bangun datar melalui metode discovery.

b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa

Meningkatkan kemampuan mengerjakan soal, akan berakibat pada meningkatnya nilai hasil ulangan, dengan meningkatnya nilai hasil ulangan menyebabkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika meningkat.

b. Bagi guru

1) Memberdayakan pendekatan Discovery untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika sehingga kriteria ketuntasan minimal dapat tercapai.

2) Pendekatan Discovery sebagai teknik pembelajaran pada materi konsep luas bangun datar

c. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan yang bisa dipergunakan untuk perbaikan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas sekolah.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PEGERTIAN BELAJAR

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melaui interaksi dengan lingkungan ( Hamalik Oemar:2001)

Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses yaitu suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasaan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa. Menurut Gagne (dalam Nyimas Aisyah, 2007: 54) berpendapat belajar sebagai seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kapasitas baru, menurutnya belajar belajar merupakan proses yang memungkinkan manusia mengubah tingkah laku secara permanen.Menurut skinner (dalam Ratna wilis Dahar,1996: 24) belajar adalah suatu proses perilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya jika bila tidak belajar responnya menjadi menurun.

Belajar menurut peneliti adalah segala usaha yang diberikan oleh guru agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran matematika.

2.2 PRESTASI BELAJAR

Menurut W.J.S Winkel Purwodarminto(1987:767), prestasi adalah hal yang dicapai manusia secar maksimal dengan hasil yang memuaskan. Sedangkan menurut Adi Nugroho, prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berhasil dan prestasi itu menunjkkan kecakapan suatu bangsa.Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Depdikbud, 1995: 14). Jadi prestasi belajar yaitu penguasaan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi menurut peneliti adakah nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.

2.3 MATEMATIKA

W.W Swayer dalam The Iiang Gie (1993:28) Matematika adalah penggolongan dan penelaahan sebagai semua pola yang mungkin, pola disini dipakai suatu cara yang tidak semua orang dapat menyetujuinya, dapat dikatakan matematika adalah alat pikir, bahasa ilmu, tata bahasa, tata cara pengetahuandan penyimpulan deduktif. Bahkan ada ahli amtematika yang mengatakan matematika itu seni. Freudental mengatakan bahwa matematika adalah sebagai aktivitas manusia. Menurut G.D Fitch delam The Liang Gie (1993:76) matematika murniadalah suatu kumpulan teori-teori deduktif hipotesis, masing-masing terdiri dari sebuah sistem tertentu dari pengertian-pengertian primitif, tak diterangkan atau simbol-simbol dan patokan pikir tak dibuktikan tetapi ajeg( umumnya disebut aksioma-aksioma) bersama dengan akibat-akibat yang dapat diturunkan secar logis mengikuti proses deduktifyang tegar tanpa bantuan ilmiah.

Matematika obyek pikiran yang disusun dalam suatu sistem aksiomatik dengan menggunakan simbol atau lambang dan penalaran deduktif Matematika mengkaji benda abstrak (benda pikiran) yang disusun dalam suatu sistem aksiomatis dengan menggunakan simbol (lambang) dan penalaran deduktif ( Sutawijaya,1997:176). Menurut Hudoyo (1990:3) matematika berkenaan dengan ide (gagasan-gagasan), aturan-aturan, hubungan-hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Sebagai guru matematika dalam menanamkan pemahaman seseorang belajar matematika utamanya bagaimana menanamkan pengetahuan konsep-konsep dan pengetahuan prosedural. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika.

2.4 PEMBELAJAN MATEMATIKA SD

2.4.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada diri individu yang sedang belajar.

2.4.2 Pengertian Pembelajaran Matematika SD

Pembelajaran Matematika tidaklah sama maknanya dengan mengajar mengajar matematika. Para ahli psikologi dan pendidikan memberikan batasan mengajar yang berbeda-beda rumusannya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan titik pandang terhadap mkna mengajar.Pandangan pertama melihatnya dari segi pelakunya, yaitu pengajarnya. Atas pandangan ini, pengajar diartikan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa atau peserta didik.

Konsep matematika tidak dipandang sebagi barang jadi yang hanya menjadi bahan infornasi untuk siswa. Namun, guru perlu diharapkan merancang pembelajaran matematika, sehingga memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk berperan aktif dalam membengun konsep secara mandiri atau bersama-sama.

Siswa diharapkan dapat menemukan kembali akan konsep, aturan, ataupun alogaritma.Alogaritma matematika yang dulu diberikan bekitu saja oleh guru kepada siswa untuk meambah pnegetahuan, sekarang selain untuk itu, siswa diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri alogaritma tersebut, dan tidak menutup kemungkinan siswa menemukan cara lain yang tidak diketahui oleh siswa.

Pembelajaran matematika yang demikian dapat menimbulkan rasa percaya diri siswa, menumbuhkan minat, rasa percaya diri, memupuk dan mengembangkan imajinasi dan daya cipta (kreativitas) siswa di Sekolah Dasar.

2.4.3 Pendekatan Discovery

1) Pengertian

Apa yang dimaksud dengan pendekatan descovery? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut perlu dipahami dengan jelas istilah yang sering dipertukarkan. Discovery sering dipertukarkan pemakaiannya dengan inquiry.

Sund (dalam Kartawisastra, 1980) berpendapat bahwa discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Sedangkan inquiri meliputi juga penemuan dengan kata lain, iquiry adalah perluasan proses penemuan yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya : merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan kesimpulan.

Dengan demikian discovery diartikan sebagai prosedur pembelajaran yang mementingkan pembelajaran perseorangan, memanipulasi obyek, melakukan percobaan, sebelum sampai pada generalisasi. Metode penemuan menggunakan cara belajar siswa aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif.

2) Tujuan

Tujauan dari penggunaan Pendekatan Discovery yaitu

a. Untuk memperoleh metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

b. Untuk mengaktifkan siswa belajar sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran.

c. Untuk menvariasikan metode pembelajaran yang digunakan agar siswa tidak bosan.

d. Agar siswa dapat menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, dan memcahkan sendiri masalah yang dipelajari, sehingga hasilnya setia dan tahan lama dalam ingatan, dan tidak mudah dilupakan.

3) Alasan Digunakan Pendekatan Discovery

Mengapa guru memilih metode discovery dalam pembelajarannya? Guru menggunakan pendekatan discovery karena pendekatan discovery itu:

a. Memungkinkan untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif

b. Pengetahuan yang ditemukan sendiri melalui metode discovery akan betul-betui dikuasai, dan mudah diguanakan atau ditrasfer dalam situasi lain.

c. Siswa dapat mengausai salah satu metode ilmiah yang sangat berguna dalam kehidupannya.

d. Siswa dibiasakan berfikir analitis dan mencoba memecahkan masalah yang akan ditransfer dalam kehidupan masyarakat.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 SETTING PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Denasri Wetan 01 Kecamatan Batang Kabupaten Batang dengan jumlah siswa 38 orang yang terdiri 11 siswa orang putra dan 27 orang siswa putri.

2. Waktu Penelitian

Penelitian perbaikan pembelajaran matematika kelas IV SDN Denasri Wetan 01 dengan materi ” konsep luas bangun datar” dilaksanakan dalam 2 siklus dengan jadwal sebagai berikut:

a. Siklus I, dilaksanakan pada bulan Oktober 2009

b. Siklus II, dilaksanakan pada bulan November 2009

Penelitian ini membutuhkan waktu 4 bulan, mulai bulan September sampai Desember 2009. Adapun pelaksanaan tindakan kelas memerlukan waktu 2 minggu yaitu pada bulan Oktober minggu ke ke 2 dan minggu ke 1 pada bulan September. Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

3.2 VARIABEL YANG DITELITI

a. Peningkatan hasil belajar matematika

b. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran

c. Kemampuan guru dalam menerapkan metode discovery.

3.3 SUMBER DATA

Sumber data diperoleh dari siwa dan guru

3.4 TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Tes, untuk mengolah data hasil belajar siswa

b. Observasii

2. Jenis Data

a. Data kuantitatif adalah data hasil belajar matematika.

b. Data kualitatif adalah aktivitas siswa dalam pembelajaran dan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode discovery.

3. Alat Pengumpulan Data

a. Data hasil belajar matematika dengan menggunakan soal tes.

b. Data aktivitas siswa diperoleh dengan menggunakan lembar observasi

c. Data kemampuan guru dalam melaksakaan pembelajaran diperoleh dengan lembar observasi.

3.5 TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis statistik diskriptif.

3.6 PROSEDUR/ LANGKAH-LANGKAH PTK

1. Perencanaan

Berdasarkan pengetahuan tentang penyebab munculnya masalah yang diperoleh pada tahap sebelumnya, disusunlah perencanaan penelitian. Perencanaan dilakukan secara partisipatif kolaboratif antara mahasiswa dengan dosen pembimbing mata kuliah kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi.

1) Menyusun RPP dengan memperhatikan rambu-rambu silabus Matematika.

2) Menyusun rancangan tindakan dalam bentuk satuan pembelajaran.

3) Menyusun pedoman pengamatan dan monitoring.

4) Menyusun rancangan evaluasi program

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan implementasi tindakan yang telah direncanakan pada tahap perencanaan. Tindakan yang direncanakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi adalah menerapkan metode discovery.

3. Observasi

Sementara tindakan diterapkan, dilakukan observasi terhadap perilaku pemberian tindakan dan siswa yang mengikuti pemberian tindakan. Selain itu, pada awal pemberian tindakan siswa dan berikan informasi agar sambil mengikuti pembelajaran mereka juga mencatat hal-hal yang terjadi dan dirasakan selama pemberian tindakan dalam bentuk jurnal.

4. Refleksi

Dari hasil observasi dan jurnal siswa dilakukan refleksi. Jika dalam refleksi ditemukan kekurangan, kekurangan itu dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana tindakan untuk diterapkan pada siklus berikutnya.

3.7 SIKLUS PENELITIAN

Penelitian ini akan dilakukan dalam 2 siklus dengan berbagai kemungkinan perubahan yang dianggap perlu.

a. Siklus Pertama

1) Perencanaan

a. Membuat skenario pembelajaran atau rencana pembelajaran sesuai dengan strategi yang akan dilakukan.

b. Membuat lembar observasi dalam pelaksanaan pembelajaran untuk peserta didik dan guru.

c. Menyiapkan soal-soal yang diperlukan untuk melaksanakan latihan.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah merujuk pada skenario pembelajaran yang telah dirancang yaitu melalui pembelajaran dengan metode discovery, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Guru menyiapkan kertas berpetak berbetuk bangun datar untuk menemukan konsep luas.

b. Peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen + 4 – 5 orang.

c. Anggota kelompok yang mendapat model kertas berpetak dari guru, segera menghitung jumlah banyaknya petak pada kertas baik lebar maupun panjangnya dengan bimbingan dari guru.

d. Setelah tugas terselesaikan, siswa dapat menyimpulkan konsep tentang luas bangun datar.

e. Beberapa peserta didik dalam kelompok menyajikan temuannya di depan kelas.

f. Peserta didik dibantu guru menyimpulkan hasil kerja kelompok.

3) Observasi

Observasi dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan pada tahap perencanaan. Observasi terhadap pembelajaran oleh guru dilaksanakan dengan bantuan rekan guru lainnya.

a. Analisis

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data hasil observasi yang meliputi :

a) Analisis hasil observasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

b) Analisis hasil observasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

c) Analisa hasil keaktifan peserta didik.

b. Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan analisis dan diskusi dengan rekan kerja. Refleksi dilakukan untuk mengkaji apakah pelaksanaan tindakan sudah dapat menghasilkan motivasi belajar peserta didik. Refleksi hasil analisis data pada tahap ini digunakan sebagai acuan perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.

b. Siklus Kedua

1) Perencanaan

a. Membuat skenario pembelajaran atau rencana pembelajaran sesuai dengan strategi yang akan dilaksanakan.

b. Membuat lembar observasi dalam pelaksanaan pembelajaran untuk peserta didik dan guru.

c. Menyiapkan soal-soal yang diperlukan untuk melaksanakan latihan.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dirancang yaitu melalui pendekatan discovery dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Guru menyiapkan model bangun datar yang berbeda yaitu bangun jajar genjang sesuai dengan materi pokok yang sedang dikerjakan.

b. Peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen + 4 – 5 orang. Setiap peserta didik dalam kelompok diberi satu soal.

c. Anggota kelompok yang sudah mendapatkan model kertas jajar genjang segera mengerjakan tugas dengan bimbingan guru untuk menemukan konsep menghitung luas bangun datar.

d. Beberapa peserta didik dalam kelompok menyajikan temuannya di depan kelas.

e. Peserta didik dibantu guru menyimpulkan hasil kerja kelompok.

3) Observasi

Observasi dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah di persiapkan pada tahap perencanaan. Observasi terhadap pembelajaran oleh guru dilaksanakan dengan bantuan rekan guru lain.

4) Analisis

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data hasil observasi yang meliputi :

a. Analisis hasil observasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

b. Analisis hasil observasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

c. Analisa hasil keaktifan peserta didik.

5) Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan analisis dan diskusi dengan rekan kerja. Refleksi dilakukan untuk mengkaji apakah pelaksanaan tindakan sudah meningkatkan motivasi belajar peserta didik atau belum. Refleksi hasil analisis data pada tahap ini digunakan sebagai acuan perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Apabila motivasi belajar peserta didik sudah meningkat sesuai dengan yang diharapkan, maka siklus berikutnya tidak dilanjutkan.

3.8 INDIKATOR KINERJA

Indikator kinerja merupakan kondisi akhir yang diharapkan pada tiap-tiap siklus. Indikator kinerja yang ditargetkan sebagai berikut :

1) Pada siklus 1 indikator kinerja yang direncanakan 60 dengan tingkat ketuntasan 60 %

2) Pada siklus II indikator kinerja yang direncanakan 65 dengan tingkat ketuntasan 65 %


Tidak ada komentar:

Posting Komentar