Sabtu, 20 Maret 2010

TUGAS PTK ZUHRIYAH - 282009100 BATANG 3

Kepada

Yth. Bapak Mawardi, S.Pd, M.Pd

Pengampu Mata Kuliah

Penelitian dan Inovasi pendidikan SD

Di

Universitas Kristen Satya Wacana

Dengan hormat,

Dengan ini saya mengirmkan tugas Penelitian dan Inovasi Pendidikan SD mengenai PTK

Hormat saya,

Zuhriyah

NIM. 282009100

Kelas C Batang III

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berperan penting dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , berakhlaq mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab seperti tertuang dalam pasal 3 bab II UU RI No. 20 tahun 2003

Salah satu mata pelajaran yang diajarkan dalam dunia pendidikan tersebut adalah matematika, Matematika sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Materi matematika diambil dari kehidupan manusia sehari-hari oleh karena itu matematika diajarkan di sekolah sejak jenjang pendidikan dasar. Matematika selalu berkembang sejalan dengan kemajuan sains dan tehnologi. Akan tetapi kebanyakan siswa kurang memahami materi matematika bahkan matematika menjadi pelajaran yang sangat ditakuti. Ini disebabkan oleh kurangnya informasi mengenai apa dan bagaimana sebenarnya matematika itu. Mereka hanya belajar matematika dengan hanya mendengarkan penjelasan dari guru, menghafal rumus-rumus dan memperbanyak latihan-latihan soal, tanpa mencari makna yang sebenanya tentang hakekat dan tujuan dari pelajaran matematika.

Pemecahan masalah merupakan bagian tak terpisahkan dari pelajaran matematika. Kemampuan pemecahan masalah matematika perlu dikembangkan agar siswa memiliki kemampuan cara berpikir, memahami masalah, serta membuat model matematika untuk menyelesaikan masalah dan menafsirkan cara penyelesaiannya.

Selain itu penggunaan strategi pembelajaran dan pemanfaatan media pembelajaran juga diperlukan dalam matematika. Penggunaan metode dan strategi secara optimal yang didukung dengan media yang tepat dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar matematika.

Dalam proses belajar mengajar, penggunaan media sangat membantu suksesnya pembelajaran. Melalui media siswa dapat menggunakan secara optimal alat indra yang dimilikinya. Semakin banyak alat indra yang digunakan oleh siswa maka materi pembelajaran akan lebih mudah diterima dan diingat oleh siswa.

Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil testnya. Untuk itu guru perlu mengadakan penilaian agar dapat diketahui perkembangan siswanya dalam menguasai pelajaran.

Berdasarkan hasil test mata pelajaran matematika pokok bahasan atau materi pokok Bilangan Romawi di kelas IV ( empat ) SD Negeri Proyonanggan 12 Kecamatan Batang Kabupaten Batang menunjukkan hasil yang tidak memuaskan. Untuk itu perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang diharapkan dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan evaluasi hasil test formatif terhadap 43 ( empat puluh tiga ) siswa kelas IV ( empat ) SD Negeri Proyonanggan 12 Kecamatan Batang Kabupaten Batang hanya ada 12 anak yang memperoleh nilai diatas 70 sedangkan 31 anak yang lain memperoleh nilai yang memprihatinkan. Siswa yang menguasai materi Bilangan Romawi hanya 28 % dan 72% masih belum memahami materi.

Dari hasil fakta tersebut saya dibantu teman sejawat bersama-sama mengidentifikasi masalah terhadap kekurangan–kekurangan dalam pembelajaran matematika. Dari identifikasi tersebut terungkap hal- hal sebagai berikut :

a. Materi bilangan romawi belum pernah dipelajari sebelumnya.

b. Kurangnya minat siswa dalam belajar matematika.

c. Penggunaan metode dan media yang belum maksimal.

Harapan yang dicapai pada akhir pembelajaran ini adalah semua siswa kelas IV ( empat ) SD Negeri Proyonanggan 12 Batang mampu menguasai materi Bilangan romawi dengan baik serta mendapatkan ketuntasan belajar 80 % hingga 100 %.

Berorientasi pada permasalahan di atas saya mencoba mengubah situasi belajar yang lebih baik, menyenangkan, inovatif dan kreatif dengan menggunakan metode demonstrasi untuk penanaman konsep bilangan romawi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar balakang masalah di atas dan melalui diskusi dengan teman sejawat maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

" Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa terhadap materi Bilangan Romawi? "

D. Tujuan

Tujuan umum penulisan tindakan penelitian kelas ini adalah untuk mengatasi permasalahan reformasi kurikulum pendidikan yang sedang berlangsung di jenjang pendidikan dasar serta berbagai aspek yang terkait di dalamnya.

Tujuan khusus penulisan tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis bilangan romawi sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam pelajaran Matematika.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan berupa gambaran mengenai suatu teori . Peningkatan kemampuan membaca dan menulis Bilangan Romawi dengan metode demonstrasi dan penggunaaan media benda-benda konkrit diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut :

1. Bagi siswa

a. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bilangan romawi.

b. Siswa dapat berekspresi dan kreatif dalam mengerjakan soal-soal bilangan romawi dengan menggunakan media benda-benda konkrit

c. Perbaikan dan peningkatan kinerja belajar dan kompetensi peserta didik.

d. Perbaikan dan pengembangan pribadi peserta didik.

2. Bagi guru

a. Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

b. Guru dapat berkembang secara profesional.

c. Mendorong guru lebih percaya diri.

d. Dengan melaksanakan PTK guru menunjukkan peran yang nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya upaya mencari perbaikan dalam proses pembelajaran

e. Peningakatan kualitas proses pembelajaran

f. Peningkatan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar dan sumber belajar lainnya.

3. Bagi Sekolah

a. Untuk mencapai perkembangan yang lebih baik serta menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif untuk memajukan sekolah.

b. Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah pada peningkatan kemampuan dalam pembelajaran matematika dan sekolah mempunyai kesempatan besar untuk meningkatkan kemampuan profesionalisame guru.

c. Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah yang tercemin dari perbaikan proses dan hasil belajar siswa, serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah

d. Perbaikan dan peningkatan kualitas penerapan kurikulum..

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

PENGERTIAN MATEMATIKA

Istilah Metematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau manthenien yang artinya mempelajari. Kata matematika diduga erat hubungannya dengan kata Sangsekerta, medha atau widya yang artinya kepandaian..

1. Menurut Johnson dan Rising matematika merupakan pola pikir, pola mengorganisasikan pembuktian logis, pengetahuan struktur yang terorganisasi memuat sifat-sifat teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya ( Reseffendi, 1993:28)

2. Menurut Reys Matematika merupakan telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir. Suatu seni, atau suatu bahasa dan suatu alat (Reseffendi,1993:28)

3. Menurut Jamaes dan James Matematika adalh ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.

4. Menurut Kline matematika bukan pengetahuan tersendiri tetapi keberadaannya dapat membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.

5. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia , Matematika adalah ilmu tentang bilangan bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah bilangan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya.

B. KAJIAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

Pembelajaran matematika di SD merupakan pembelajaran yang utama karena dalam satu minggu terdapat lima sampai enam jam pelajaran. Hal ini disebabkan karena matematika khususnya pelajaran menulis dan membaca bilangan merupakan dasar bagi siswa sebelum mempelajari bahasan-bahasan yang lain.

Menurut Brownell bahwa anak-anak dapat mempelajari apa yang mereka pelajari jika belajar terus menerus dalam waktu yang relatif lama. Menggunakan benda-benda kongkrit dapat memanipulasi mereka memahami makna konsep ketrampilan yang baru.

JeanPiaget berpendapat bahwa perkembangan mental setiap anak melalui empat tahap yaitu sensori motor (0-2 tahun), pra operasional (2-7 tahun), operasi kongkrit (7-12 tahun), yang terakhir adalah tahap operasi formal (12 tahun ke atas). Selama tahap operasi kongkrit anak mengembangkan konsep dengan benda-benda kongkrit untuk menyelidiki hubungan dan model-model ide abstrak. Pada saat ini anak mulai berpikir secara logis sesuai apa yang dilihatnya. Hal ini terjadi karena adanya kegiatan anak memanipulasi benda-benda kongkrit. Piaget menekankan bahwa proses belajar merupakan proses asimilasi dan akomodasi ke dalam struktur mental.

Bebarapa Pendekatan Dalam Pembelajaran Matematika

1. Pendekatan konstruktif yaitu pendekatan yang merupakan rangkaian pembelajaran di kelas melalui tiga tahap yaitu tahap eksplorasi, tahap pengenalan konsep dan tahap aplikasi konsep. Melalui tiga tahapan tersebut anak dapat membentuk pemahamannya sendiri secara konseptual dan prosedural.

2. Pendekatan Realistik yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang kongkrit/nyata bagi siswa, menekankan ketrampilan proses, berdiskusi dan berkolaborasi berargumentasi dengan temannya sehingga anak dapat menemukan sendiri. Pada akhirnya anak dapat menggunakan matematika untuk menyelesaikan masalah, secara individu maupun secara kelompok.

3. Pendekatan ekspositorik yaitu pendekatan yang ditinjau dari interaksi guru dan siswa. Siswa tinggal menerima apa yang disajikan oleh guru. Guru telah mempersiapkan dan merencanakan secara sistematis sehingga siswa dapat menerima dengan mudah.

4. Pendekatan proses ialah pendekatan yang menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi dimana secara aktif terlibat dalam berbagai pengalaman. Guru meminta siswa untuk merencanakan, melaksanakan dan menilai sendiri suatu kegiatan. Menurut Sagala (2003) yang dapat dilakukan siswa antara lain mengamati, mengkasifikasi, mengukur besaran-besarannya, mencari hubungan konsep-konsep yang ada, mengenal rumusan masalah, merumuskan masalah beserta hipotesanya, melakukan percobaan, menganalisis data serta menyimpulkan.

Media Pembelajaran Matematika

Dalam bahasa latin kata media berasal dari bahasa latin medio yang artinya adalah antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara atau pengantar. Bila dikaitkan dengan pembelajaran, media berarti alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada anak didik sehingga peserta didik lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Macam – macam Media Pembelajaran

1. Media auditif yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja misalnya radio, tape recorder.

2. Media visual yitu media yang mengandalkan indra penglihatan misalnya gambar, foto dan lain-lain.

3. Media audio visual yaitu media yangdapat dilihat dan dapat didengar misalnya televisi, video film dan lain-lain.

Fungsi Media

1. Memberikan kemudahan belajar bagi siswa

2. Media dapat mengatasi ruang kelas

3. Membuat hal-hal yang abstrak menjadi kongkrit sehingga menghilangkan verbalisme

4. Memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkunganya.

5. Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman siswa dan membuat keseragaman pengamatan.

6. Dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.

7. Dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit dan realistis

Metode Pembelajaran Matematika

Menurut Sagala (2003) Metode adalah cara yang digunakan oleh guru atau siswa dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi.

Macam -Macam Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah yaitu metode yang digunakan oleh guru untuk menjelaskan materi pembelajaran secara verbal dan biasanya membutuhkan alat bantu visual.

2. Metode Tanya Jawab yaitu dialog dua arah antara guru dan peserta didik secara verbal yang bertujuan untuk menarik perhatian peserta didik agar lebih terpusat kepada proses pembelajaransehingga siswa lebih konsentrasi karena harus mencari jawaban dari pertanyaan guru.

3. Metode Diskusi adalah metode yang digunakan untuk memecahkan kasus yang duharapkan siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi.

4. Metode Simulasi adalah metode yang diberikan kepada siswa, agar siswa dapat menggunakan sekumpulan fakta, konsep, dan strategi tertentu. Dengan metode ini siswa dapat saling berinteraksi sehingga dapat mengurangi rasa takut.

5. Metode Pemberian Tugas adalah metode yang setiap hari banyak digunakan oleh guru yang biasanya lebih banyak dikerjakan di rumah karena penyelesaiannya membutuhkan waktu yang panjang. Dengan metode ini siswa jadi lebih dapat meresapi materi yang diajarkan oleh guru.

6. Metode Karyawisata adalah metode yang mengajak siswa untuk belajar di luar kelas. Siswa di bawah bimbingan guru menuju ke tempat yang kongkrit untuk menghasilkan sesuatu yang dicari.

7. Metode Sosio Drama adalah metode yang kegiatan pembelajarannya menyajikan drama yang menampilkan masalah yang dihadapi oleh manusia. Metode ini bertujuan untuk menyampaikan pesan dari peristiwa yang dilihat oleh anak.

8. Metode Demonstrasi adalah metode yang menunjukkanproses suatu peristiwa agar sesuatu yang dicontohkan tersebut dapat dipahami secara nyata maupun secara tiruan.

9. Metode Pemecahan Masalah adalah metode yang mengajak siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah yang dihadapi. Siswa dihadapkan dengan masalah-masalah terbaru yang banyak dilihat di lingkungannya kemudian memecahkannya dengan jawaban yang benar.

C. KERANGKA PIKIR

Materi Bilangan Romawi adalah materi yang terdapat dalam pelajaran matematika yang hanya diajarkan di kelas empat semester dua pada jenjang pendidikan dasar khususnya di Sekolah Dasar (SD). Materi ini terlihat menarik karena hanya dipelajari hanya sekali dalam pendidikan sekolah dasar. Materi dengan kompetensi dasar " Mengenal lambang bilangan romawi dan menyatakan bilangan asli sebagai bilangan romawi dan sebaliknya " ini menuntut siswa untuk dapat menulis dan membaca bilangan romawi dengan benar. Sepintas materi ini terlihat mudah namun bila tidak mengetahui cara penulisan bilangan romawi dengan benar maka anak tidak bisa membaca dan menulis bilangan romawi. Seperti yang terjadi pada siswa kelas empat SDN Proyonanggan 12 pada saat pertama kali belajar mengenai bilangan romawi, siswa kebanyakan belum memahaminya. Hal ini membuat guru untuk mengoreksi diri mencari cara agar sebagian besar siswa atau semua siswa dapat memahami materi ini.

Berdasarkan berbagai teori di atas saya mencoba merubah metode mengajar dan mencoba menggunakan alat peraga. Untuk mengatasi masalah di atas saya menggunakan metode demonstrasi serta menggunakan alat peraga visual yang berupa media grafis berupa lambang-lambang bilangan romawi. Dengan metode dan media ini diharapkan siswa dapat meyerap materi sebanyak 80% hingga 100% serta ketuntasan belajar hingga 80%-100%..

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Siswa kelas empat SD Negeri proyonanggan 12 termasuk siswa yang antusias dalam hal belajar. Terbukti mereka tidak ada yang suka membolos. Apabila ada anak yang tidak masuk sekolah mereka pasti memberikan keterangan kepada pihak sekolah. Namun demikian mengapa dalam hal penerimaan materi pelajaran matematika khususnya materi bilangan romawi masih banyak anak yang belum memahami materi tersebut. Setelah dikaji ternyata materi bilangan romawi merupakan materi yang baru dikenal oleh siswa dan belum pernah diajarkan di kelas sebelumnya. Disamping itu saat materi tersebut pertama kali diberikan anak baru saja selesai pelajaran olahraga, sehingga karena hal tersebut memungkinkan anak tidak langsung dapat menerima atau memahami materi bilangan romawi dengan baik.

Untuk itu penulis meyakini dengan merubah strategi pembelajaran maka pembelajaran dengan materi bilangan romawi tersebut akan mampu diserap oleh siswa. Dengan metode demonstrasi dan penggunaan media visual (simbol-simbol bilangan romawi) siswa akan lebih memahami materi tersebut. Karena di sini siswa dapat mempraktekkan sendiri cara-cara menempatkan bilangan romawi (simbol-simbol bilangan romawi) dengan benar.

BAB III. METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN DAN LOKASI PENELITIAN

Penelitian merupakan dasar untuk meningkatkan pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan pencapaian usaha manusia. Dengan penelitian manusia menjadi bertambah maju. Penelitian adalah suatu kegiatan yang digunakan untuk menemukan pengetahuan dengan menggunakan metode-metode yang sistematis. Berbagai penelitian pendidikan antara lain ialah :

a. Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang terjadi saat ini atau kondisi masa lampau. Penelitian ini disebut juga penelitian perkembangan.

b. Penelitin survai adalah penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang berbentuk opini dari orang banyak terhadap masalah tertentu. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran umum karakteistik.

c. Penelitian Ekspos Fakto adalah penelitian hubungan sebab akibat yang dilakukan terhadap program kegiatan atau kejadian yang masih berlangsung atau yang telah terjadi dan didasarkan atas kajian teoritis bahwa suatu variabel dilatarbelakang oleh variabel tertentuyang mengakibatkan variabel tertentu.

d. Penelitian Komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Penelitian ini dilakukan secara alamiah, menggunakan pengumpulan data dengan instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan diantara variabel-variabel yang diteliti.

e. Penelitian Korelasional yaitu penelitianyang ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel-variabel yang lain yang dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian secara statistik.

f. Penelitian Tindakan yaitu penelitian yang diarahkan untuk pemecahan masalah yang berguna untuk perbaikan. Penelitian ini difokuskan untuk perbaikan proses maupun peningkatan hasil kegiatan guru dan prestasi belajar siswa.

g. Penelitian Eksperimental adalah penelitian yang menggunakan laboratorium dengan menggunakan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuantitatif. Karena penelitian ini bersifat menguji maka harus diukur dengan menggunakan instrumen pengukuran atau tes yang baku atau standar.

Jenis penelitian yang dipakai oleh penulis untuk menyelesaikan tugas ini termasuk Penelitian Tindakan. Karena di dalam penelian ini yang difokuskan adalah cara mencari penyelesaian masalah yang dihadapi oleh guru dalam kelas yang berkaitan dengan pembelajaran di dalam kelas yang diampunya dan temuannya ini dipraktekkan dalam kelas untuk mencari jawaban apakah temuannya itu mampu mengatasi masalah di kelasnya. Berbagai metode dan media digunakan untuk membantu merubah kodisi di kelasnya agar berubah menjadi lebih baik sesui dengan tujuan pembelajaran..

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di kelas IV SD Negeri Proyonaggan 12 Kecamatan Batang Kabupaten Batang. Penelitian tersebut dipilih karena kelas IV SD Negeri Proyonaggan 12 adalah tempat penulis mengajar sehingga mempermudah untuk melakukan penelitian.

B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Lokasi SD Negeri Proyonanggan 12 Kecamatan Batang Kabupaten Batang berada di dalam kota, sebelah selatan pasar Batang (400 meter dari pasar Batang). Secara keseluruhan siswa SD Negeri Proyonaggan 12 berjumlah 227 anak, Sedangkan siswa di kelas IV SD Negeri Proyonanggan 12 berjumlah 43 siswa terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Lebih dari setengah jumlah siswa kelas IV SD Negeri Proyonanggan 12 tergolong siswa yang kurang mampu, Namun mereka mempunyai motivasi belajar yang cukup tinggi. Mereka rajin berangkat sekolah walau dalam keadaan hujan sekalipun, kecuali bila sakit atau ada keperluan keluarga. Prestasi belajar mereka cukup bervariatif.10 anak tergolong pandai, 15 anak tergolong sedang dan selebihnya termasuk anak yang kurang pandai.

C. TEKNIK DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Untuk memperoleh data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat menggunakan teknik tes dan non tes.

Upaya peningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri Proyonanggan 12 Kecamatan Batang Kabupaten Batang dalam mengerjakan tugas membaca dan menulis bilangan romawi, menggunakan Teknik Tes sebagai dasar untuk mengumpulkan data. Teknik tes merupakan usaha untuk memahami atau memperoleh data tentang siswa. Dalam pandangan lain juga disebutkan bahwa tes sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk mengobservasi tingkah laku individu yang dapat dinggambarkan dalam bentuk skala angka atau sistem kategori. Menurut Nurkancana dan Sumartana (1986 : 25) tes sebagai cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan oleh anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dicapai oleh anak lainya atau dengan nilai standar yang ditetapkan. Tes hasil belajar merupakan bentuk respon dari siswa yang kemudian dikelola oleh guru untuk diolah menjadi nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat perolehan siswa dalam belajar. Teknik tes yang dilakukan di SD Negeri Proyonanggan 12 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 22 Pebruari 2010.

Dari hasil tes siswa kelas IV SD Negeri Proyonanggan 12 Kecamatan Batang Kabupaten Batang diperoleh data perolehan nilai sebagai berikut:


No

Nama

Nilai

Tuntas

Belum Tuntas

1.

Deden Firlana Putra

30


2.

Slamet Riyadi

50


3.

Abdul Majid

70


4.

Ady Prasetyo

70


5.

Agres Wijanarko

60


6.

Aini Solekha

40


7.

Amar Khoirul Basyar

70


8.

Atika Febriani

60


9.

Ayu Sari Dewi

70


10.

Citra Nova Diana

50


11.

Danang Adi Sasongko

60


12.

Dandi Fuqoha

60


13.

Dedi Setiawan

50


14.

Della Ayu Ramadhani

50


15.

Dhea Kharera

70


16.

Dimas Hukama

60


17.

Dimas Kurnia

80


18.

Dyah Ayu Kumalasari

30


19.

Egi Prihandika

40


20.

Eka Nurulia

50


21.

Febia Nur Amalia

40


22.

Firman Hairudais

50


23.

Gilang Hening Sucipta

30


24.

Imam Syafi'i

70


25.

Maricha Siti Nuraeni

80


26.

Moh. Fatkhur Rozak

80


27.

Moh. Miftakhul Rizal

40


28.

Moh. Nauval Zaenuddin

80


29.

Nikita Anugrah Lestari

30


30.

Nurul Arba'atis Siamah

60


31.

Nurul Septiarini

40


32.

Nurul Wachida

60


33.

Ovi wiyadi

50


34.

Regita Cahyani

50


35.

Ria Wijayanti

60


36.

Rimadhani Al Fitriani

50


37.

Rusaida Al Adha

60


38.

Siska Febriani

60


39..

Wahyu Hermiyati

60


40.

Yunior Mohammad Jaka

70


41.

Yori Khatijah Suzandix

60


42.

Tania Ayu Rahmadani

60


43.

Agung Nugroho

70



Dari hasil perolehan tes di atas diperoleh data bahwa ternyata siswa kelas IV SD Negeri Proyonanggan 12 masih banyak yang belum mampu memahami materi menulis dan membaca bilangan romawi.

D. TEKNIK ANALISIS DATA

Dengan melihat tabel di atas diketahui bahwa anak yang memperoleh nilai 80 sejumlah empat anak, nilai 70 sejumlah delapan anak, nilai 60 sejumlah tiga belas anak, nilai 50 sejumlah sembilan anak, nilai 40 sejumlah lima anak dan nilai 30 sejumlah empat anak. Dengan demikian dapat dibuat rincian dalam tabel sebagai berikut:


Jumlah Siswa

Nilai

Tuntas

Belum Tuntas

30

40

50

60

70

80

43

4

5

9

13

8

4

12

31

Prosentase Ketuntasan

0.9 %

0.12 %

21 %

30 %

19 %

0.9 %

28 %

72 %


Apabila dilihat dari ketuntasannya hanya ada 12 anak yang sudah tuntas, sehingga tingkat ketuntasannya hanya 28 %. Sedangkan 72 % siswa lainnya masih belum tuntas. Kebanyakan siswa memperoleh nilai 60 yang mencapai 13 anak. Hal inilah yang menjadikan alasan untuk mengadakan perbaikan. Hasil tes tersebut bila dibuat diagram batang adalah sebagai berikut:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar