Senin, 22 Maret 2010

SRI HARYATI 282009072 (TUGAS PTK)

Kepada :
Yth : Bapak Mawardi
Saya Nama : Sri Haryati
NIM : 282009072
Kelas : Batang 3
1. Mengganti tugas PTK Kelas IV menjadi kelas I
2. Mengirim proposal PTK kelas I
Bab I, II, III



PROPOSAL PTK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MENGHITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN DUA ANGKA DENGAN TEKNIK MENYIMPAN SACRA BERSUSUN
DI KELAS I SD NEGERI TERBAN MELALUI METODE LATIHAN / TRAINING


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PTK
Program Strata-1 FKIP Pendidikan Guru UKSW


Oleh

SRI HARYATI, A.Ma.Pd
NIM. 282009072

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2010



DAFTAR ISI

halaman
Halaman Judul i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 5
B. Kajian Penelitian yang Relevan 10
C. Kerangka Berfikir 11
D. Hipotesis Tindakan 12
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 13
B. Variabel Penelitian 13
C. Rencana Tindakan 14
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 15
E. Indikator Kinerja 16
F. Teknik Analisis Data 16








BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan materi matematika yang kuat sejak dini, namun kenyataannya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak disukai oleh siswa. Matematika dianggap sulit dan banyak rumus-rumus yang harus dihafalkan, juga banyak hitungan yang rumit. Hanya sebagian kecil siswa saja yang menyenangi pelajaran matematika.
Konsep penjumlahan bilangan dengan teknik menyimpan harus dikuasai siswa sejak kelas I SD, dengan menguasai dan memahami konsep penjumlahan bilangan dengan teknik menyimpan dapat membantu siswa mengerjakan soal yang lebih sulit. Untuk memahami konsep penjumlahan bilangan dengan teknik menyimpan, siswa harus paham betul akan nilai tempat suatu bilangan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa SD Kelas I mengalami kesulitan dalam memahami operasi hitung penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan secara bersusun karena tidak mempunyai kemampuan dasar hitung yang baik, bahkan banyak juga guru yang mengalami kesulitan dalam mengajarkan operasi hitung penjumlahan tersebut. Tidak mudah membawa siswa memahami konsep penjumlahan bilangan dengan teknik menyimpan tersebut, ini berarti pelajaran operasi hitung penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan secara bersusun memerlukan perhatian dan kesungguhan, ketekunan dan kemampuan profesional dari para guru. Untuk itu perlu ada upaya dari guru dalam pembelajaran matematika agar siswa dapat dengan mudah memahami konsep penjumlahan bilangan dengan teknik menyimpan tersebut.
Salah satu upaya yang dapat dimaksimalkan adalah perlunya penggunaan metode pembelajaran yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
Dalam proses belajar mengajar penggunaan metode sangat membantu suksesnya pembelajaran. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar siswa di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran. Kegagalan guru mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dari masing-masing metode pengajaran. Karena itu yang terbaik yang guru lakukan adalah mengetahui kelebihan dan kelemahan dari beberapa metode pengajaran. Hal ini tergambar dari pencapaian hasil belajar siswa Kelas I SD Negeri Terban Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang, dari 29 siswa yang mendapat 75 ke atas hanya anak 13 (45%) sedangkan 16 siswa (55%) perolehan nilai belajarnya masih memprihatinkan. Dari perolehan nilai tersebut menunjukkan bahwa penguasaan materi belum tuntas. Untuk meningkatkan penguasaan materi tersebut, maka peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan pengamatan peneliti dengan dibantu teman sejawat bersama-sama mengidentifikasi masalah terhadap kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran matematika. Dari identifikasi terungkap hal-hal sebagai berikut :
1. Siswa pasif tidak mau bertanya.
2. Siswa belum memahami konsep penjumlahan dengan cara menyimpan.
3. Kemampuan guru dalam memanfaatkan media / alat peraga masih kurang
4. Guru belum dapat memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa
5. Hasil belajar matematika khususnya menjumlah dengan teknik menyimpan masih rendah.
Dengan kenyataan seperti di atas perlu adanya upaya pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif dan memotivasi siswa untuk mencapai kompetensi dasar yang ada, maka peneliti memilih metode latihan / training dengan tujuan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengambil judul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Menghitung Penjumlahan Bilangan Dua Angka dengan Teknik Menyimpan secara Bersusun di Kelas I SD Negeri Terban Melalui Metode Latihan / Training”.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang dipaparkan di atas dapat penulis rumuskan dua masalah yakni sebagai berikut :
1. Bagaimana prestasi belajar siswa Kelas I SD Negeri Terban dalam menghitung penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan secara bersusun?
2. Apakah penggunaan metode latihan / training dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menghitung penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan secara bersusun di Kelas I SD Negeri Terban?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan memiliki tujuan sebagai beriku :
1. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa Kelas I SD Negeri Terban dalam menghitung penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan secara bersusun.
2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam menghitung penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan secara bersusun dengan penggunaan metode latihan / training.


D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi Siswa
- Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika, khususnya pada materi penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan secara bersusun dengan metode latihan / training.
- Memberi suasana dan tantangan baru sehingga siswa lebih berminat dan senang dalam mengikuti pelajaran.
- Dengan metode latihan / training dapat digunakan siswa sebagai alternatif untuk memecahkan masalah seperti penjumlahan dengan teknik menyimpan.
2. Bagi guru
- Menambah pengalaman dan tantangan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
- Memberi gambaran dan informasi bagi teman-teman guru tentang suatu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar operasi hitung bilangan dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
- Mencari alternatif metode pembelajaran yang tepat untuk konsep operasi hitung bilangan.
3. Bagi Sekolah
- Memberi sumbangan pemikiran dalam rangka peningkatan prestasi siswa.
- Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sekolah.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik Oemar: 2001). Belajar merupakan suatu proses yaitu suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasaan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa. Menurut Skinner (dalam Ratna wilis Dahar, 1996: 24) belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi menurun. Gagne (dalam Nyimas Aisyah, 2007: 54) berpendapat belajar sebagai perangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kapasitas baru, menurutnya belajar merupakan proses yang memungkinkan manusia mengubah tingkah laku secara permanent, sehingga perubahan yang sama tidak akan terjadi pada keadaan yang baru.
Belajar menurut peneliti adalah segala usaha yang diberikan oleh guru agar mendapat perubahan tingkah laku dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran matematika.
b. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari kata “ Prestasi” dan “Belajar”. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 1995: 78) sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepribadian atau ilmu (Debdikbud, 1995: 14). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi menurut peneliti adalah nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.
c. Pengertian Matematika
W.W. Swayer dalam The Liang Gie (1993: 28), matematika adalah penggolongan dan penelaahan tentang semua pola yang memungkinkan. Pola di sini dipakai dalam suatu cara yang tidak setiap orang dapat menyetujuinya. Ini dipahami dalam suatu makna yang amat luas mencakup hampir setiap macam keteraturan yang dapat dikenali oleh pikiran.
GD. Fitch dalam The Liang Gie (1993 : 76), matematika murni adalah suatu kumpulan teori-teori deduktif hipotesis masing-masing terdiri dari sebuah sistem tertentu dari pengertian-pengertian primitif, tak diterangkan, atau simbol-simbol dan patokan pikiran tak dibuktikan tetapi ajek (umumnya disebut aksioma-aksioma) bersama-sama dengan akibat-akibat mereka yang dapat diturunkan secara logis mengikuti proses deduktif yang tegar tanpa bantuan ilham.
Berkaitan dengan pertanyaan apa matematika? Dapat dikatakan bahwa matematika adalah alat pikiran, bahasa ilmu, tata cara pengetahuan dan penyimpulan deduktif. Bahkan ada ahli matematika yang menyatakan matematika itu seni. Freudhental mengatakan bahwa matematika adalah juga aktivitas manusia.
Hudoyo (1993:3) berpendapat matematika berkenaan dengan ide (gagasan-gagasan), aturan-aturan, hubungan-hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Hubungan antara konseptual dan prosedural sangat penting, pengetahuan konseptual mengacu pada ketrampilan melakukan suatu algoritma atau prosedur menyelesaikan soal-soal matematika. Menurut Sutawijaya (1997:177), memahami konsep saja tidak cukup, karena dalam praktek kehidupan sehari-hari siswa memerlukan ketrampilan matematika.
Pembelajaran matematika SD merupakan pembelajaran yang utama, terutama di SD kelas rendah (I dan II). Hal ini jelas karena tidak dapat dipungkiri lagi bahwa matematika khususnya dalam pokok bahasan berhitung bilangan merupakan dasar sebelum mempelajari pokok bahasan-pokok bahasan yang lain.
Menurut Brownell bahwa anak-anak pasti memahami apa yang sedang mereka pelajari, jika belajar secara permanen atau secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama. Menurutnya penggunaan benda-benda kongkrit dapat dimanipulasikan sehingga anak-anak memahami makna dari konsep ketrampilan belajar yang baru.
Jean Piaget meyakini bahwa perkembangan mental setiap pribadi melewati empat tahap yaitu: sensori motor, pra operasional, operasi kongkrit dan operasi formal. Selama tahap operasi kongkrit anak mengembangkan konsep dengan benda-benda kongkrit untuk menyelidiki hubungan dan model-model ide abstrak. Pada saat ini anak sudah mulai berfikir logis. Pola berpikir anak terjadi sebagai akibat adanya kegiatan anak memanipulasi benda-benda kongkrit.
d. Karakteristik Pembelajaran Matematika
1) Pembelajaran Matematika dilakukan secara berjenjang.
Dimulai dari konsep sederhana bergerak ke konsep yang lebih sukar. Berawal dari hal kongkrit bergerak ke semi abstrak dan berakhir pada abstrak.
2) Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral
Konsep baru diperkenalkan dengan mengaitkan pada konsep yang telah dipahami siswa. Hal ini merupakan prinsip “Belajar Bermakna” atau belajar dengan pamahaman. Konsep baru merupakan perluasan atau pendalaman konsep sebelumnya.
3) Pembelajaran matematika menekankan penggunaan pola deduktif
Yaitu memahami suatu konsep melalui pemahaman definitif umum kemudian ke contoh-contoh. Di sekolah dasar ditempuh pola pendekatan induktif yaitu mengenal konsep melalui contoh-contoh. Hal ini disebabkan alasan psikologis yaitu siswa sekolah dasar masih pada tingkat berfikir kongkrit.
4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi
Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila didasarkan atas pertanyaan sebelumnya yang sudah dianggap benar.
e. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD
1) Tujuan Umum
a) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan, keadaan dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat dan efektif.
b) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
2) Tujuan Khusus
a) Menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.
b) Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialih gunakan melalui kegiatan matematika.
c) Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut di SMP.
d) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.
f. Pendekatan Pembelajaran Matematika
1) Pendekatan belajar aktif
Pendekatan belajar aktif adalah pembelajaran yang menekankan aktifitas siswa secara fisik, intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang maksimal, baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotor.


2) Pendekatan Terpadu
Pembelajaran terpadu dimaksudkan agar siswa dapat mengetahui konsep dari beberapa mata pelajaran yang dapat memberikan pengertian kebermaknaan dari konsep yang bersangkutan. Pengertian kebermaknaan inilah yang dapat menyebabkan siswa memahami suatu konsep secara mantap.
3) Pendekatan Kontruktifis
Pembelajaran matematika secara kontruktifis merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran di kelas melalui tiga fase yaitu fase eksplorasi, fase pengenalan konsep dan fase aplikasi konsep. Melalui tiga fase tersebut siswa dibimbing membentuk pemahamannya. Selanjutnya siswa dikatakan memahami matematika secara bermakna apabila ia memahami secara konseptual dan prosedural. Kebermaknaan pemahaman tersebut akan dapat dicapai melalui pembelajaran kontruktifis.
4) Pendekatan Realistik
Pembelajaran matematika realistik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang riil bagi siswa, menekankan ketrampilan proses, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah, baik secara individu maupun kelompok.
2. Metode Latihan / Training
Metode latihan yang disebut juga metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan.
Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan juga tidak dapat disangkal bahwa metode latihan ini mempunyai beberapa kelemahan. Maka dari itu, guru yang ingin mempergunakan metode latihan ini kiranya tidak salah bila memahami karakteristik metode ini.
a. Kelebihan Metode Latihan / Training
1) Untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-alat (mesin permainan dan atletik), dan terampil menggunakan peralatan olahraga.
2) Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlahkan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda (simbol), dan sebagainya.
3) Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta, dan sebagainya.
4) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecakapan pelaksanaan.
5) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya.
6) Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.
b. Kelemahan Metode Latihan / Training
1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.
2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah, dan membosankan.
4) Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.
5) Dapat menimbulkan verbalisme.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Dari beberapa penelitian yang telah ada diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Winarso yang berjudul “Perbaikan Pembelajaran Melalui PTK Mata Pelajaran Matematika dan IPS Pada Kelas VI Semester II Sekolah Dasar Negeri Siwatu 02 Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang” yang di dalamnya disebutkan bahwa penggunaan media kartu hitung pecahan dan benda kongkrit dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VI SD Negeri Siwatu 02 Kecamatan Wonotunggal Batang dalam memahami konsep pengurangan bilangan pecahan dan bilangan campuran dan penerapan metode pemberian tugas dan penggunaan media peta dunia / globe dapat meningkatkan kemampuan siswa Kelas VI SD Negeri Siwatu 02 Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang dalam memahami konsep tentang negara-negara Eropa Barat dan ibukotanya.

C. Kerangka Berfikir
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar matematika siswa kelas I tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang dan ada yang lambat. Sedangkan dari faktor guru adalah guru dalam mengajar belum tepat dalam menggunakan metode mengajar. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Peneliti berupaya agar dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap bahan yang diberikan guru, dan guru mampu memilih dengan tepat penggunaan metode pembelajaran yang akan digunakan. Oleh karena itu guru kelas I dengan dibantu teman sejawat akan menggunakan metode latihan/training untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian diharapkan penggunaan metode latihan/training dalam materi menghitung penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan secara bersusun, dapat memecahkan permasalahan yang ada dalam pembelajaran matematika.

D. Hipotesa Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, tinjauan pustaka, dan kerangka pemikiran, maka dapat diturunkan hipotesis atau dugaan sementara yaitu ada peningkatan prestasi belajar siswa dalam menghitung penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan secara bersusun di Kelas I SD Negeri Terban melalui metode latihan.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian
1. Seting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas I SD Negeri Terban Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. Adapun dipilihnya kelas tersebut sebagai obyek penelitian karena penulis adalah guru pada SD Negeri Terban sehingga memudahkan proses penelitian, kecuali itu juga sejalan dengan makna PTK, bahwa PTK merupakan perbaikan pembelajaran di lingkungan sendiri guna meningkatkan hasil belajar siswa (Wardani:2003)
2. Karakteristik Penelitian
Siswa yang diteliti adalah siswa Kelas I SD Negeri Terban tahun pelajaran 2009/2010. Kelas I SD Negeri Terban berjumlah 29 siswa. Terdiri dari 19 laki-laki dan 10 perempuan. Kemampuan membaca, menulis dan berhitungnya rata-rata masih rendah hal itu dikarenakan latar belakang pendidikannya tidak semua berasal dari lulusan TK hanya sebagian saja yang lulus TK dan sebagian lagi belum pernah mengenyam pendidikan TK. Dan jika dilihat dari kondisi ekonomi orang tuanya termasuk ekonomi lemah bahkan cenderung miskin, karena pada umumnya orang tuanya bekerja sebagai buruh. Hal inilah yang menyebabkan motivasi belajar siswa juga rendah.

B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini penulis ingin mengungkapkan Peningkatan Prestasi belajar siswa dalam menghitung penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan secara bersusun di Kelas I SD Negeri Terban melalui metode latihan. Sehingga dalam penelitian ini terdapat 2 variabel.
Variable pertama (X) yaitu tentang prestasi belajar siswa dalam menghitung penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan secara bersusun di Kelas I SD Negeri Terban. Variabel kedua (Y) yaitu tentang metode latihan

C. Rencana Tindakan
Pada bagian rencana tindakan ini digambarkan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran, seperti :
1. Persiapan (Perencanaan)
 Mengkaji teori-teori yang mendukung/kepustakaaan.
 Menyusun penyusunan Proposal Pembelajaran (RPP untuk kegiatan belajar mengajar, LKS, instrumen penilaian, dan menyiapkan media/alat/bahan praktikum).
 Menyusun pertanyaan-pertanyaan bimbingan
 Menyusun instrumen penelitian
 Mendiskusikan dengan rekan guru sejawat yang akan diminta menjadi observer.
2. Pelaksanaan (Implementasi Tindakan)
 Pelaksanaan penelitian akan dilakukan dalam 2 siklus. Siklus 1 melaksanakan pembelajaran menghitung penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan secara bersusun melalui metode latihan, dan siklus 2 melaksanakan pembelajaran menghitung penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan secara bersusun melalui metode latihan dengan pembuatan indikator alam dan pengujiannya terhadap bahan-bahan di sekitar.
 Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP, LKS, instrumen penilaian, alat dan bahan yang akan digunakan).
 Melaksanakan pembelajaran sesuai RPP.
 Meminta rekan guru mengobservasi pembelajaran.
 Pengumpulan data akan dilakukan melalui tes, observasi pembelajaran (dengan fokus pada aspek-aspek yang akan diteliti), wawancara siswa mengenai kesulitan siswa ketika melakukan perhitungan, produk siswa (jawaban LKS) dan laporan hasil kerja siswa.
3. Pengamatan (Observasi)
Observasi dilakukan dengan teman sejawat menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan yang telah dipersiapkan. Pada akhir pembelajaran siswa diminta tanggapannya dengan cara mengisi angket tanggapan siswa.
4. Analisis dan Refleksi
Setelah dilakukan tindakan, kita menganalisis dari data yang telah kita peroleh baik data kuantitatif maupun kualitatif. Hasil analisis beserta kelebihan dan kekurangan yang ada dipakai untuk merumuskan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
Analisis data difokuskan pada aktivitas siswa dalam pengamatan dan diskusi dalam proses pembelajaran. Dan data hasil belajar siswa dianalisis presentasi pencapaian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) baik secara individual maupun secara klasikal.

D. Teknik Instrumen Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ada 2 cara yaitu teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes digunakan pada siklus 1 dan siklus berikutnya, untuk mengikuti peningkatan pemahaman siswa tentang menghitung penjumlahan dua bilangan penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan secara bersusun. Dan teknik non tes yaitu dengan cara drill mengenai cara menghitung penjumlahan dua bilangan dua angka dengan teknik menyimpan secara bersusun.
Hal ini dilakukan untuk memperdalam pemahaman siswa tentang penjumlahan dan memperlancar ketrampilan siswa dalam menghitung penjumlahan. Alat pengumpulan data berupa tes dan non tes untuk melengkapi data yang diperoleh baik berupa tes (data kuantitatif) dan data penilaian dalam proses pembelajaran (kualitatif), sehingga hasil penilaian lebih akurat.

E. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam pembelajaran ini adalah hasil belajar siswa dan peningkatan keaktifan yang menunjukkan sikap pemahaman siswa dalam menghitung penjumlahan.
Meningkatkan hasil belajar siswa diukur dari besarnya post tes setiap akhir kegiatan dengan ketuntasan belajar 75 % dari jumlah siswa yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SD Negeri Terban Kecamatan Warungasem Batang. Dengan data ini berarti metode latihan / training dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

F. Teknik Analisis Data
Metode analisa data yang digunakan penulis dalam menganalisa data kuantitatif yang telah diperoleh adalah metode diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1 dan nilai tes setelah siklus 2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar