Senin, 22 Maret 2010

TUGAS PTK PKN SUKISWATI 282009053

LAPORAN

PERBAIKAN PEMBELAJARAN MELALUI PTK
MATA PELAJARAN PKn PADA KELAS III SEMESTER I
SEKOLAH DASAR KARANGASEM 12 KECAMATAN BATANG
KABUPATEN BATANG
TAHUN 2009





Disusun oleh :

Nama : SUKISWATI, A.Ma.Pd
NIM : 282009053











BAGIAN I


UPAYA GURU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS III MATA PELAJARAN Pkn TENTANG MEMBERIKAN
CONTOH-CONTOH ATURAN YANG BERLAKU DI MASYARAKAT
DENGAN MEDIA GAMBAR-GAMBAR
DAN VARIASI METODE



















BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejalan dengan dinamika perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara yang ditandai dengan semakin terbentuknya pasangan antar bangasa yang semakin ketat, maka bangsa Indonesia mulai memasuki era reformasi di berbagai bidang termasuk bidang pendidikan, menuju masyarakat yang lebih demokratis.
Dalam masa transisi atau proses perjalanan bangsa menuju masyarakat madain, pendidikan kewarganegaraan negara merupakan salah satu mata pelajaran dipersekolahkan yang mempunyai misi mengantarkan warga negara yang baik sesuai yang sudah kita sepakati.
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan negara kesatuan repubilk Indonesia.
Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat dari kehidupan global, siswa dipersilahkan untuk mampu menjawab tantangan tersebut, melalui pelajaran PKn yang dirancang untuk membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai untuk menjadi anak yang bertanggung jawa dab berpatisipasi dalam kehidupan bermasyarakat yang dinamika.
Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban warga negara Indonesia yang cerdas, trampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Mengingat pentingnya misi pendidikan kewarganegaraan sebagai “Citizenship education” dalam membina karakter bangsa, maka pembelajaran pendidikan kewarganegaraan harus dimulai sedini mungkin dan harus baik.



Berdasarkan hasil tes formatif pada pelajaran PKn khususnya indikator menyebutkan contoh-contoh aturan yang berlaku di masyarakat, di kelas III

Identifikasi masalah
Berdasarkan evaluasi tes tersebut diatas ternyata hanya ada 10 anak dari 35 siswa kelas III dapat mencapai tingkat penguasaan materi sekitar 75% ke atas. Selama proses pembelajaran sebagian besar siswa diam pasif dan kurang kreatif. Siswa hanya mendengarkan keterangan dari guru.
Dengan demikian peneliti meminta ketentuan pada teman sejawab untuk mengidentifikasi kekurangan dalam proses pembelajaran yang dilakukan, sehingga menyebutkan hasil tes siswa tidak sesuai dengan harapan.
Dari hasil diskusi dengan teman sejawat ketidakberhasilan kegiatan pembelajaran adalah :
1. Adanya hambatan guru dalam pengguanaan alat peraga.
2. Kurangnya minat siswa dalam belajar PKn karena guru tidak menggunakan alat peraga konkrit.
3. Metode dan alat peraga yang digunakan tidak variasi.
SD Karangasem 12, tyang berhasil mendapat nilai 75 atau lebih (tuntas) hanya 10 siswa dari 35 siswa ini berarti hanya 28,56% ketuntasan belajarnya.
Untuk itulah perlu melaksanakan perbaikan pembelajarn melalui PTK.
Dari uraian diatas, penulis melaksanakan pembelajaran melalui PTK untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran PKn pada indikator menyebutkan contoh-contoh aturan di lingkungan masyarakat dengan contoh dan model beberapa gambar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas dan melalui refleksi diri serta diskusi dengan teman sejawat dilanjutkan konsultasi dengan supervisor, maka penyebab siswa mendapatkan hasil yang memuaskan karena siswa pasif akibat dari guru kurang cepat dalam penggunaan metode pembelajaran.
Maka berdasarkan permasalahan tersebut dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
“Apakah dengan media gambar-gambar variasi metode dapat meningkatkan pemahaman siswa memberi contoh aturan yang berlaku di masyarakat di kelas III”

C. Tujuan Perbaikan
Berdasarkan latar belakang diatas, pelaksanaan pembelajaran ini bertujuan :
1. Mepermudah dan mempercepat kemampuan pemahaman siswa tentang pokok/materi contoh-contoh atruran yang berlaku di masyarakat.
2. Sebagai pembelajaran alternatif yang lebih praktis, efektif dan kreatif sehingga siswa lebih antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran PKn tentang indikator memberi contoh aturan yang berlaku di masyarakat.
3. Memperbaiki kinerja guru agar dapat meningkatkan hasil belajar siswanya dalam memahami materi.
4. Untuk mengetahui hasil yang dicapai siswa sebelum dan sesudah menggunakan alat peraga disertai berbagai macam strategi pembelajaran.
5. Sebagai bahan pembuatan laporan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pemantapan Profesiaonal pada program S I PGSD.

D. Manfaat Perbaikan
1. Bagi Guru
Laporan ini bermanfaat bagi guru untuk mengatasi masalah-masalah pembelajarn PKn dalam memberi contoh aturan yang berlaku di masyarakat melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan cara-cara yang cepat sehingga diperoleh hasil pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Setelah lebih mudah memahami konsep dalam memberi contoh aturan yang berlaku di masyarakat karena standar kompetensi PKn adalah kemampuan memahami faktor, konsep dan generalisasi.

3. Bagi Pembelajaran
Setelah guru melaksanakan perbaikan pembelajaran yang melalui tahapan-tahapan sesuai dengan siklus yang direncanakan, akan ditemukan satu bentuk pembelajaran yang tepat untuk materi memberi contoh aturan yang berlaku di masyarakat, yang pada hakekatnya ada suatu proses perubahan tingkah laku yang dapat diukur, perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai hasil belajar yang ia lakukan.
























BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang pada rentangan usia dini ini merupakan usia yang pendek tetapi merupakan usia yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Karena, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Menurut Piaget (1950) dalam teori perkembangan kognitif menyatakan, bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpersetasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya ( teori perkembangan kognitif ). Menurutnya, setiap memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang obyek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi ( menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran ) dan akomodasi ( proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek ). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dai dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungan.
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkrit. Pada rentang usia tersebut usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut :
1. Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari aspek situasi keaspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak.
2. Media pembelajarn yang bersifat konkrit seperti gambar-gambar dapat membantu siswa dalam memahami masalah ilmu pengetahuan sosial, termasuk yang normatif seperti memberikan contoh-contoh aturan masyarakat.
Tentu saja metode-metode yang bervariasi.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN

A. Subjek Penelitian
Perbaikan pembelajaran PKn dengan indikator memberi contoh aturan yang berlaku di masyarakat pada kelas III Semester I Tahun Pelajaran 2008/2009 di SD Karangasem 12, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang dengan jadwal sebagai berikut :
Siklus I
Waktu Pelaksanaan : Jum’at, 2 Oktober 2009
Tempat : SD Karangasem 12, Kecamatan Batang
Kabupaten Batang
Mata Pelajaran : PKn
Kelas : III ( tiga )
Karakteristik siswa :
1. Jumlah siswa 35 anak, terdiri dari Laki-laki 17 orang dan Perempuan 18 orang.
2. Siswa belum bersemangat selama kegiatan belajar mengajar karena guru hanya menggunakan alat peraga berupa gambar kegiatan dilingkungan masyarakat.
3. Dalam pelaksanaan kerja kelompok berdasarkan gambar kegiatan dilingkungan masyarakat suasana belajar mengajar sulit dikendalikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar