Jumat, 19 Maret 2010

SRI WAHYUNI, NIM : 282009060 PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

NAMA : SRI WAHYUNI KELAS : BATANG 3 (C)

NIM : 28 2009 060

A. JUDUL PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSIKAN BINATANG DENGAN BAHASA TULIS MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BINATANG PADA SISWA KELAS II SDN KALISALAK BATANG MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

B. MATA PELAJARAN DAN BIDANG KAJIAN

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Bidang Kajian : Pembelajaran Inovatif

C. PENDAHULUAN

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilam dalam mempelajari semua bidang studi (BNSP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan benar, maka diperlukan pendidikan dan pembelajaran Bahasa Indonesia. Pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada siswa di sekolah. Oleh karena itu pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan kepada siswa pada setiap jenjang pendidikan, yakni dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

Kesulitan siswa dalam menulis biasanya terlihat ketika siswa diminta untuk menulis sebuah karangan sederhana, mendiskripsikan suatu benda ataupun ketika menulis puisi, mereka sering mengeluh dan terlihat bingung dengan apa yang ingin mereka tulis. Kebosanan, kejenuhan, serta kebingungan siswa dalam hal menulis yang mengakibatkan menurunnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis

2. Kurangnya motivasi siswa, baik dari dalam diri mereka maupun dari lingkungan belajar.

3. Pengembangan strategi pembelajaran yang kurang membangkitkan daya imajinasi siswa dan kreatifitas siswa dalam berbahasa maupun bersastra.

4. Media yang digunakan dalam pembelajaran yang kurang sesuai sehingga siswa kurang bersemangat dalam belajar.

Menurunnya prestasi belajar siswa dapat dibuktikan dengan hasil tes pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis pada tanggal 18 Februari 2010, dengan tujuan pembelajaran mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis menggunakan media gambar yang dilaksanakan pada siswa kelas II SDN Kalisalak Batang. Dari tes tersebut diperoleh hasil tulisan siswa belum sempurna, karena penggunaan katanya belum tepat dan kalimatnya cenderung diulang-ulang sehingga tidak mudah untuk dipahami. Perolehan nilai rata-rata kelas yang seharusnya mencapai angka di atas 70, pada kenyataannya hanya mencapai angka 65, sehingga hanya 27% siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa Indonesia dalam aspek menulis untuk kelas II semester II SDN Kalisalak Batang. Dengan permasalahannya yang telah diuraikan sebelumnya, maka guru harus mengambil tindakan, yakni dengan mencari dan menggunakan suatu pendekatan atau model pembelajaran yang efektif, inovatif, dan beroperasi memperbaiki pembelajaran menulis, sehingga meningkatkan minat, motivasi, dan sikap siswa terhadap pembelajaran menulis yang berakibat pada meningkatnya prestasi belajar siswa. Dengan demikian guru dapat merancang suatu bentuk pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan melalui pendekatan kontekstual dengan media gambar sebagai media alternatif dalam pemecahan masalah tersebut.

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Dikdasmen Diknas, 2002 : 1). Media gambar dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam mendeskripsikan seekor binatang dengan bahasa tulis. Media gambar digunakan dalam penelitian ini karena pola berpikir siswa kelas II yang masih memerlukan media pembelajaran yang konkrit. Dengan kedua hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas II SDN Kalisalak Batang dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis.

D. RUMUSAN MASALAH DAN RENCANA PEMECAHAN MASALAH

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah :

a. Apakah melalui pendekatan kontekstual dengan menggunakan media gambar binatang dapat meningkatkan keterampilan kelas II SDN Kalisalak Batang dalam mendeskripsikan binatang yang ada disekitar dengan bahasa tulis?

b. Apakah melalui pendekatan kentekstual dengan media gambar dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas II SDN Kalisalak Batang dalam pembelajaran ?

c. Bagaimana keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual?

2. Rencana Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya pestasi belajar siswa kelas II SDN Kalisalak Batang dalam mendeskripsikan binatang di sekitar dengan bahasa tulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia ditindaklanjuti oleh guru dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam hal ini, siswa diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis menggunakan media gambar binatang. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut, dilakukan dengan suatu pembelajaran yang inovatif dan diyakini dapat meningkatkn prestasi belajar siswa kelas II SDN Kalisalak Batang. Pembelajaran inovatif dalam penelitian ini menggunakan pendekatan konstektual (Contextual Teaching and Learning), dengan media berupa gambar binatang sebagai media dalam pembelajaran individu (siklus I), puzzel (potongan gambar) seekor binatang sebagai media dalam pembelajaran berbasis kelompok (siklus II), puzzel (potongan gambar) beberapa binatang dalam satu lingkungan tempat hidupnya sebagai media untuk pembelajaran berbasis kelompok (siklus III). Ketiga media yang digunakan dalam PTK tersebut untuk merangsang keaktifan siswa dalam bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan gambar, serta untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam menyusun puzzel. Selain itu juga sebagai alat bantu dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan binatang dalam bentuk tulisan. Dengan penelitian tindakan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan nilai rata-rata kelas dalam pencapaian tujuan tersebut di atas 70 dan dalam pembelajaran menulis setiap siswa diharapkan dapat memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa Indonesia aspek menulis kelas II semester II yang telah dibuatkan dan ditentukan oleh SDN Kalisalak Batang, yakni 70.

E. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengungkap suatu pendekatan atau model serta media pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas II SDN Kalisalak Batang dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis.

b. Mengungkapkan suatu pendekatan atau model pembelajaran serta media yang dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas II SDN Kalisalak Batang dalam pembelajaran. Mengetahui peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

F. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoretis

Secara Teoritis, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki mutu pembelajaran menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas II semester II dengan menggunakan media gambar binatang melalui pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar bahasa Indonesia, khususnya dalam aspek menulis. Dengan demikian, siswa dapat menyukai kegiatan menulis dan dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam sebuah tulisan imajinatif yang dapat dinikmati oleh orang lain.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, yakni dapat memberikan pengalaman dan wawasan bagi guru bahwa dalam membelajarkan bahasa Indonesioa pada aspek menulis, khususnya bagi siswa kelas rendah yang membutuhkan suatu pendekatan dalam pembelajaran sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan rasa senang pada siswa pada saat pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat termotivasi dalam belajar dan akan berakibat pada pencapaian prestasi belajar yang maksimal dan sesuai dengan harapan.

c. Bagi Sekolah

Penelitian tindakan ini dilakukan sebagai tolak ukur dalam peningkatan dan perbaikan mutu pembelajaran menulis di sekolah.

G. KAJIAN PUSTAKA

1. Kajian Teori

a. Teori Belajar

Belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada diri orang belajar karena pengalaman (Prof. Dr. Max Darsono, dkk 2000:4). Sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik (Prof. Dr. Max Darsono, dkk, 2000:24).

Pembelajaran menurut Gestalt adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu gestalt (pola bermakna).

Nina Wijaya (2007) dalam http://www.duniaguru.com, menyampaikan tentang teori Gestalt yang mengungkapkan bahwa belajar adalah perubahan perilaku individu yang terjadi melalui pengalaman.

b. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Menurut M. Ngalim Purwanto (1997:4) dalam metodologi pengajaran bahasa Indonesia, menyebutkan bahwa bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi pengalaman, saling belajar dari orang lain, memahami orang lain, menyatakan diri, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, mempertinggi kemampuan berbahasa dan menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia.

Achmad Alfianto (2006) yang tersedia dalam http://www.reresearcengines.com, menyebutkan bahwa pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di Sekolah. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Indonesia diibaratkan seperti ulat yang hendak bermetamorfosis menjadi kupu-kupu.

M. Ngalim Purwanto (1997:4) juga menyebutkan ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia meliputi :

1. Penguasaan bahasa Indonesia;

2. Kemampuan memahami;

3. Keterampilan berbahasa / menggunakan bahasa untuk segala macam keperluan;

4. Apresiasi sastra;

Menurut M. Ngalim Purwanto (1997:5) pembelajaran bahasa Indonesia memiliki tujuan, antara lain ;

1) Tujuan Umum

a. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara

b. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual (berfikir kreatif, menggunakan akal sehat, menerapkan pengetahuan yng berguna, memecahkn masalah, kematangan emosional, dan sosial)

c. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memerlukan wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

2) Tujuan Khusus

a. Tujuan khusus dalam lingkup kebahasaan

1. Siswa memahami cara penulisan kata-kata berimbuhan, kata ulang, dan tanda baca dalam kalimat

2. Siswa memahami bentuk dan makna imbuhan

3. Siswa memahami ciri-ciri kalimat berita dan kalimat perintah

4. Siswa memahami ucapan kalimat langsung dan tidak langsung

5. Siswa memahami dan dapat mengaplikasikan makna kata umum dan kata khusus.

6. Siswa memahami dan dapat menggunakan makna ungkapan dan peribahasa

7. Siswa memahami dan dapat menggunakan sinonim dan antonim

8. Siswa mampu membedakan bentuk puisi, prosa, dan drama secara sederhana dan dapat menikmatinya.

b. Tujuan khusus dalam lingkup pemahaman bahasa

1. Siswa mampu memperoleh informasi dan memberi tanggapan dengan tepat dalam berbagai hal kegiatan (mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, dan menulis)

2. Siswa mampu menyerap pengungkapan perasaan orang lain secara lisan dan memberi tanggapan yang cepat dan tepat.

3. Siswa mampu menyerap pesan, gagasan, dan pendapat orang lain dari berbagai sumber, baik tertulis maupun lisan.

4. Siswa memperoleh kenikmatan dan manfaat dari mendengarkan.

5. Memahami dan dapat mengevaluasi isi bacaan dengan tepat.

6. Siswa mampu mencari sumber, mengumpulkan, dan menyerap informasi yang diperlukannya.

7. Siswa mampu menyerap isi dan pengungkapan perasaan melalui bacaan dan menanggapinya secara tepat.

8. Siswa memiliki kegemaran membaca untuk meningkatkan pengetahuan dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari dan membaca karya-karya sastra.

c. Tujuan khusus dalam lingkup penggunaan

1. Siswa mampu memberikan berbagai informasi secara lisan

2. Siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman dan pesan secara lisan

3. Siswa mampu mengungkapkan perasaan secara lisan

4. Siswa mampu berinteraksi dan menjalin hubungan dengan orang lain secara lisan.

5. Siswa memiliki kepuasan dan kesenangan berbicara

6. Siswa mampu menuangkan pengalaman dan gagasannya secara lisan tertulis dengan jelas

7. Siswa mampu mengungkapkan perasaan secara tertulis dengan jelas

8. Siswa mampu menuliskan informsi sesuai dengan konteks keadaan

c. Menulis

Menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan catatan atau infomasi pada suatu media dengan menggunakan aksara (Wikipedia Indonesia, 2006) yang tersedia dalam http://id.wikipedia.org. Menulis memerlukan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus-menerus (Dawson, dkk, dalam Nurchasanah 1997:68). Secara garis besar, menulis adalah bentuk dari komunikasi yang membutuhkan keterampilan agar menghasilkan tulisan yang baik.

Menurut Johana Pantaw, dkk (2002) yang tersedia dalam http://digilib.itb.ac.id mengatakan bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh orang yang menggunakan bahasa atau yang mempelajari suatu bahasa. Dengan menulis seorang anak dapat membenamkan diri ke dalam proses kreatif, yakni anak dapat menciptakan sesuatu yang juga berarti melontarkan pertanyaan-pertanyaan, mengalami keraguan dan kebingungan, sampai akhirnya menemukan pemecahan (Puji Arya Yanti, 2007) yang tersedia dalam http://www.sabda.org.

Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu megungkapkan gagasan, pendapat, pengetahuan secara tertulis serta memiliki kegemaran menulis (Depdikbud, 1997).

Puji Arya Yanti (2007) http://www.sabda.org, menyebutkan bahwa dengan kegiatan menulis anak dapat memperoleh manfaat, antara lain :

1) Anak dapat menyatakan perasaanya tentang apa yang dialami dalam bentuk tulisan

2) Anak dapat menyatukan pikiran ketika menuangkan ide dengan kata-kata

3) Anak dapat menunjukkan kasih kepada sesama, misalnya dengan menulis surat ucapan terima kasih atau ulang tahun kepada orang tua, teman, bahkan guru.

4) Anak dapat meningkatkan daya ingat dengan cara membuat dan menulis informasi tentang sesuatu.

d. Menulis Deskripsi

Menulis deskripsi dapat dilakukan dengan cara menuliskan kalimat-kalimat deskripsi dari gamba-gambar yang mereka miliki. Kegiatan menulis deskripsi ini dapat merangsang anak untuk mengungkapkan suatu bentuk / benda yang dipahami anak melalui tulisan (Puji Arya Yanti, 2007) http://www.sabda.org.

Anak-anak dapat diminta untuk menulis kalimat-kalimat deskripsi dari gambar-gambar (sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan) yang dipasangkan di kelas. Untuk me-review, anak-anak dapat diminta untuk memasangkan kalimat-kalimat itu sesuai dengan gambar-gambar tersebut. Sebagai kreasi dalam pelajaran, anak-anak dapat menulis deskripsi tentang binatang-binatang dan memasangkannya dengan foto binatang yang tersedia (PEPAK SABDA, 2002) yang tersedia dalam http://pepak.sabda.org.

e. Media Gambar

Purwanti dan Eldarni (2004:4) dalam Wijaya Kusuma (2007) yang tersedia dalam http://wijayalabs.blogspot.com, mengungkapkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengiriman pesan ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses pembelajaran.

Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997:16) dalam Wijaya Kusuma (2007) yang tersedia dalam http://wijayalabs.blogspot.com, yaitu :

1) Gambar diam, baik dalam teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead proyector.

2) Gambar gerak, baik hitam putih maupun berwarna baik bersuara maupun yang tidak bersuara.

3) Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun dalam piringan hitam

4) Televisi

5) Benda-benda hidup simulasi maupun model

6) Instrisional berprogram ataupun CAI (Computer Assisten Instruction)

D. Syahrudin (2007) dalam penelitiannya yang tersedia pada http://ind.sps.upi.edu mengungkapkan bahwa :

a. Media gambar dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan di sekolah dasar.

b. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkembangkan motivasi belajar, dan dapat mengatasi keterbatasan pengalaman siswa dalam berimajinasi dan berekspresi.

c. Kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar adalah keterbatasan waktu, karena pada umumnya guru sekolah dasar mengajarkan beberapa bidang studi dalam satu kelas.

f. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Leraning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Dikdasmen Dikdas, 2002:1).

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari suatu permasalahan ke permasalahan lain, dari suatu konteks ke konteks lain. Pengalaman awal siswa merupakan material yang sangat berharga. Pengalaman awal ini dapat tumbuh dan berkembang dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar. Dengan layanan guru yang memadai melalui berbagai bentuk penugasan, siswa belajar bekerja sama untuk menyelesaikan masalah (problem-based learning) dan saling menghargai sehingga hubungan antar siswa akan lebih harmonis. Siswa yang merasa “kurang” dapat belajar bersama-sama siswa yang pandai mengerjakan dan mempertanggungjawabkan proyek yang ditugaskan (Zaenuri Mastur, 2004) dalam http://www.suaramerdeka.com.

Menurut Dr. Zolazlan Hamidi (2001) dalam http://www.tutor.com.my, kaidah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Leraning) adalah proses pembelajaran yang merangkumkan contoh yang diterbitkan daripada pengalaman harian dalam kehidupan pribadi masyarkat serta profesi dan menyajikan aplikasi hands-on yang konkrit (nyata) tentang bahan yang akan dipelajari.

Dikdasmen Dikdas (2002:10-19), menyebutkan bahwa ada 7 (tujuh) unsur yang harus ada dalam pembelajaran kontekstual, yaitu :

1) Contructivisme, artinya bahwa dalam pembelajaran konteksual harus dapat membangun dan membentuk konsep atau pengetahuan baru.

2) Inquiry, artinya bahasa dalam pembelajaran kontekstual harus ada penemuan suatu konsep atau pengetahuan baru dari proses yang dilakukan sendiri oleh siswa.

3) Questioning, dalam pembelajaran harus muncul banyak pertanyaan untuk mengiringi siswa dalam menentukan konsep baru.

4) Modeling, dalam pembelajaran kontekstual harus ada contoh atau model yang dijadikan dalam pembelajaran tersebut khususnya bidang keterampilan.

5) Community Leraning, dalam pembelajaran kontekstual harus dapat diciptakan masyarakat belajar. Dalam hal ini siswa belajar dalam bentuk kelompok untuk melakukan kerja sama.

6) Reflection, artinya bahwa konsep pengetahuan yang telah ditemukan dapat diefleksikan agar memiliki makna dalam kehidupan siswa.

7) Authentic Assessment, pembelajaran kontekstual harus dinilai berdasarkan kenyataan yang ada (proses dan hasil) melalui berbagai macam alat dan jenis penilaian.

g. Hasil Penelitian Terdahulu

D. Syarifudin (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Prosa” yang tersedia dalam http://ind.sps.upi.edu mengungkapkan bahwa :

a. Media gambar dapat meningkatkn keterampilan siswa dalam menulis karangan di sekolah dasar.

b. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkembangkan motivasi belajar, dan dapat mengatasi keterbatasan pengalaman siswa dalam berimajinasi dan berekspresi.

c. Kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar adalah keterbatasan waktu, karena pada umumnya guru sekolah dasar mengajarkan beberapa bidang studi dalam satu kelas.

Dalam http://flachintya23.wordpress.com yang diakses 10 Maret 2008, menyatakan bahwa untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis deskripsi dapat dilakukan dengan menggunakan strategi menulis terbimbing. Strategi tersebut menekankan pada aktivitas pembelajaran menulis secara berkolaborasi atau kerjasama di mana semua siswa mendapat bagian (Farris, 193). Penelitian Jubaidah (2004) menemukan fakta bahwa dengan strategi kelompok dinyatakan dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi.

Sri Purwaningtyas (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Kontekstual (CTL) Terhadap Keterampilan Menulis Deskripsi” yang tersedia dalam http://pasca.uns.ac.id, mengungkapkan tentang keberhasilan penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan kontekstual menghasilkan keterampilan menulis deskripsi siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan konvensional.

2. Hipotesis Tindakan

Melalui pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) menggunakan media gambar yang dilaksanakan dalam siklus 1, 2, dan 3, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas II SDN Kalisalak Batang dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis.

H. METODE PENELITIAN

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classromm-based action research) dengan peningkatan pada unsur desain untuk memungkinkan diperolehnya gambaran kefektifan tindakan yang dilakukan.

a. Perencanaan Awal

a) Merasakan adanya masalah

b) Analisis masalah

c) Perumusan masalah

b. Perencanaan Tindakan

a) Membuat skenario pembelajaran

b) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan kelas.

c) Mempersiapkan instrument untuk mereka dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

d) Melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanan rancangan.

c. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang meliputi siapa yang melakukan apa, kapan, di mana dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interprestasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi

d. Observasi

Pada bagian pengamatan, dilakukan perekaman data yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan dilakukannya pengamatan adalah untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.

e. Refleksi

Pada bagian refleksi dilakukan analisis mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.

1 komentar: