Sabtu, 20 Maret 2010

SRI HARTATI,NIM 282009045, PROPOSAL PTK

Nama : Sri Hartati
Nim : 282009045
Kelas : C Batang 3



PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

JUDUL :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG MENENTUKAN PENCERMINAN PADA KOORDINAT KARTESIUS DENGAN METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN DI KELAS VI SD DENASRI KULON 02 TAHUN 2009/ 2010”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang kompleks, banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satu diantaranya adalah guru. Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB XI Pasal 40 ayat (2) yakni pendidik harus professional untuk menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna , menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Menurut M. Basyirudin Usman (2002). Sebagai pengajar atau pendidik guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan. Begitupula dengan tugas guru, guru memiliki banyak tugas baik yang terikat dengan dinas maupun diluar dinas dalam bentuk pengabdian ( Moh Uzer Usman, 2001).

Ada tiga jenis tugas guru, yaitu : tugas guru sebagai profesi, kemanusiaan dan kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi, meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mngembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan pada siswa. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan yaitu harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua, dalam masyarakat guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan pancasila.

Perkembangan baru terhadap pandangan belajar siswa membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses belajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Oleh karena itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya. Guru yang kompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal.

Guru harus meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik terhadap relevansi proses belajar siswa, guru berperan sebagai penyedia kegiatan belajar mengajar siswa dan guru hendaknya mampu menarik simpati sehingga dirinya menjadi idola para siswanya, pelajaran apapun yang diberikan hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Dengan memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi maka akan mendorong siswa untuk selalu giat belajar ( Conny Setiawan, 1992).

Guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar, dituntut untuk menguasai dasar-dasar pengetahuan yang berhubungn dengan persiapan dan pelaksanaan proses pembelajaran yang memberikan dukungan cara berpikir yang imajinatif dan kreatif. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran adalah menyusun rencana pembelajaran karena merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran.

Dari hasil pengamatan terhadap siswa kelas VI SDN Denasri Kulon 02, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang tahun pelajaran 2009/2010 untuk pelajaran matematika sebelum pelaksanaan tindakan kelas , teridentifikasi bahwa siswa kurang memperhatikan dalam pelajaran matematika, siswa cepat bosan dan sering berbicara dengan teman sebangku, karena kurangnya metode yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran, guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Selain itu kurang adanya media yang mendukung dalam proses pembelajaran. Dari hasil tes formatif mata pelajaran matematika tentang menentukan pencerminan pada bidang koordinat Kartesius siswa mengalami kesulitan hanya 13 siswa (34,2%) yang mendapat nilai diatas 60 dari jumlah 38 siswa, dan 25 siswa(65,8%) mendapat nilai rendah di bawah 60 .Hal ini menunjukkan siswa belum menguasai materi . Guru hendaknya menggunakan strategi belajar mengajar yang tepat, metode mengajar dan media pembelajaran yang tepat pula dalam proses belajar mengajar agar hasil belajar siswa meningkat. Kenyataan inilah penulis merasa prihatin dan berusaha untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul :

“MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG MENENTUKAN PENCERMINAN PADA KOORDINAT KARTESIUS DENGAN METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN DI KELAS VI SD DENASRI KULON 02 TAHUN 2009/ 2010”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian yang dapat dirumuskan adalah : ” Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa menentukan pencerminan pada bidang koordinat kartesius dengan metode demonstrasi menggunakan media pembelajaran ? ”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperbaiki pembelajaran matematika kelas VI semester 2 tahun pelajaran 2009/2010 di SD Negeri Denasri Kulon 02 Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, dengan materi pokok menentukan pencerminan pada koordinat Kartesius agar hasil belajar siswa meningkat dengan metode demonstrasi menggunakan media pembelajaran bangun datar .

2. Untuk memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan penulis bermanfaat bagi siswa, guru, pembelajaran, sekolah dan dunia pendidikan.

1. Bagi siswa :

a. Meningkatkan hasil belajar siswa, dari 38 siswa yang semula hanya 13 siswa yang mendapat niai diatas 60 setelah diadakan tindakan atau perbaikan menjadi 32 siswa yang mendapat nilai di atas 60 .

b. Meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran yang efektif.

c. Meningkatkan motivasi siswa

d. Melibatkan siswa untuk berfikir, melalui keterampilan menjelaskan.

e. Membimbing siswa memahami beberapa konsep matematika.

f. Membantu siswa menghayati berbagai proses penalaran.

g. Mendapat balikan mengenai pemahaman siswa.

2. Bagi Guru.

a. Meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran.

b. Meningkatkan keterampilan guru dalam menjelaskan materi

c. Meningkatkan keterampilan guru dalam memusatkan perhatian siswa.

d. Meningkatkan keterampilan guru dalam penggunaan metode yang bervariasi

e. Menambah semangat dan motivasi dalam mengajar.

3. Bagi Pembelajaran.

Memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, baik strategi mengajar, metode maupun media .

4. Bagi Sekolah.

Memberi sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah khususnya SDN Denasri Kulon 02.

5. Bagi Dunia Pendidikan.

Bagi dunia pendidikan pada umumnya, dengan meningkatkan prestasi belajar siswa, berarti meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

  1. Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa yunani “Mathematikos” secara ilmu pasti, atau “Matheis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif dimana kesimpulan tidak ditarik berdasrkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi (Ensiklopedia Indonesia).

Dalam Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) terdapat istilah matematika sekolah yang dimaksudkan untuk memberi penekanan bahwa materi atau pokok bahasan yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (Direkdiknas : 1994).

  1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar berasal dari kata “Prestasi” dan “Belajar”. Prestasi berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 1995 : 787), sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian,atau ilmu (Depdikbud,1995 : 14 ). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penelitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.

Winkel (2004), menyatakan prestasi adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai, sedangkan belajar adalah suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan / skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adapatif. Menurut Gagne (1984). Bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Hasil Belajar adalah bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh (komprehensif) yang terdiri atas kognitif, afektif dan psikomotorik secara terpadu terhadap diri siswa ( Dimyati, 1991 : 2)

Sedangkan menurut Anni (2004 : 4). Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar.

  1. Metode Demonstrasi

Secara bahasa metode adalah cara yang tersusun dan teratur untuk mencapai tujuan khususnya dalam ilmu pengetahuan.

Cardille (1986) mengemukakan bahwa demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan suatu tindakan atau prosedur yang digunakan. Metode ini disertai dengan penjelasan, ilustrasi, dan pernyataan lisan atau peragaan secara tepat.

Menurut Winarno (1980 : 87), menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta atau siswa memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas. Jadi metode demonstrasi adalah merupakan format interaksi belajar mengajar yang sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa dengan merencanakan penerapannya, penjelasannya dan penyediaan peralatan yang dibutuhkan untuk pengamatannya.

Keunggulan metode demonstrasi diantaranya :

a. Memperkecil kesalahan pemahaman, karena demonstrasi memberikan gambaran konkrit yang memperjelas perolehan belajar siswa dari hasil pengamatannya.

b. Siswa terlibat langsung sehingga siswa meperoleh pengalaman langsung.

c. Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar.

d. Siswa dapat mengajukan pertanyaan secara langsung selama demonstrasi berjalan dan jawaban dari guru pada saat itu juga.

  1. Media pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, dkk, 2002 :6). Pembelajaran adalah usaha-usaha belajar dalam diri siswa (Sadiman, dkk, 2007 :7) Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menanggung pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Penggunaan media pada waktu berlangsung pengajaran setidaknya digunakan guru pada situasi berikut :

a. Bahan pengajaran yang dijelaskan guru kurang dipahami siswa.

b. Terbatasnya sumber pengajaran yang tidak semua sekolah mempunyai buku sumber atau tidak semua bahan pengajaran dalam buku sumber tersebutdalam bentuk media.

c. Perhatian siswa terhadap pengajaran berkurang akibat kebosanan mendengarkan uraian guru.

B. Kajian Hasil - Hasil Penelitian yang Relevan

Penggunaan metode demonstrasi dilakukan oleh manusia gua pada saat mereka menambahkan kayu untuk memperbesar api,sementara anak- anak mereka memperhatikan dan menirukannya.(Staton, 1978)

C. Kerangka Berpikir

Kajian pustaka dan landasan teori dari beberapa pakar juga beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh para peneliti memberi gambaran penulis untuk membuat skema tindakan dalam penelitian ini. Bagi sebagian besar siswa hasil belajar yang diperoleh pada pembelajaran matematika tentang menentukan pencerminan pada koordinat kartesius masih rendah, oleh karena itulah diperlukan upaya guru unuk meningkatkan hasil belajar siswa. Apabila guru menggunakan metode demonstrasi dengan bantuan media pembelajaran bangun datar, maka hasil belajar siswa pada pelajaran matematika tersebut akan meningkat. Hal ini dilakukan dalam proses perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dalam dua siklus. Tindakan tersebut apabila dituangkan dalam bentuk skema dapat tergambar seperti dibawah ini :

D . Hipotesis Tindakan

Penggunaan metode demonstrasi dan media pembelajaran bangun datar , dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI semester 2 SD Negeri Denasri Kulon 02 Batang pada mata pelajaran matematika tentang menentukan pencerminan pada koordinat Kartesius .

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting dan Karasteristik Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VI SD Negeri Denasri Kulon 02 Kecamatan Batang Kabupaten Batang. Waktu penelitian pada awal semester 2 Tahun Pelajaran 2009/ 2010 bulan Januari 2010. siswa kelas VI berjumlah 38 siswa, terdiri atas 14 siswa laki- laki dan 24 siswa perempuan. Lingkungan SD Negeri Denasri Kulon 02 terletak di Desa Denasri Kulon dengan alamat Jl. Gabus No. 14. Batang

Keadaan sosial ekonomi orang tua siswa rata-rata kurang mampu dengan mata pencaharian sebagian besar sebagai buruh, penggarap sawah , dan tingkat pendidikan yang rendah serta tidak adanya motivasi dari orang tua untuk mempengaruhi agar siswa mau belajar. Akibatnya hasil belajar siswa rendah dengan tingkat kemampuan siswa yang pas-pasan pula.

B. Variabel Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data utama dan data pendukung , sebagai data utama bersumber pada guru dan siswa kelas VI SD Denasri Kulon 02, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang Tahun pelajaran 2009/2010 , buku-buku nilai siswa dan daftar pustaka. Adapun data pendukung diperoleh dari teman sejawat yang telah bersedia menjadi observer.

Dua hal yang menjadi obyek penelitian dalam penelitian Tindakan Kelas yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas juga disebut variabel independen, yaitu variabel yang mempengaruhi. Variabel ini juga disebut sebab. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan metode demonstrasi dengan media pembelajaran untuk meningkatkan minat dan keaktifan siswa.

Sedangkan variabel terikat adalah merupakan variabel yang tergantung. Variabel terikat sering disebut variabel dependen. Variabel ini tidak bebas dan merupakan variabel akibat. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan variabel terikat yakni hasil belajar siswa pada pelajaran matematika tentang menentukan pencerminan pada koordinat kartesius.

C. Rencana Tindakan.

Prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Adapun langkah-langkah dari kedua siklus tersebut tertera pada berikut ini :

1. Siklus I

Kegiatan Penelitian dimulai dengan dilaksanakan siklus I. Siklus ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, dengan tahapan sebagai berikut :

a. Perencanaan.

Perencanaan ini merupakan refleksi awal dari kegiatan penelitian, atas dasar dari hasil studi pendahuluan, maka disusun perencanaan melalui beberpa tahap . Tahap-tahap yang dilalui pada perencanaan ini adalah :

· Mendesain pembelajaran matematika tentang menentukan pencerminan pada koordinat Kartesius dengan metode demonstrasi menggunakan media pembelajaran bangun datar.

· Desain pembelajaran disimulasikan

· Masukan dari hasil simulasi digunakan untuk merivisi desain pembelajaran berikutnya.

· Penyusunan instrument yang diperlukan pada siklus.

b. Tindakan

Pada tahap ini, tindakan merupakan implementasi dari perencanaan- perencanaan yang telah disimulasikan dan direvisi. Pada siklus I ini diawali dengan mengkondisikan kelas. Pertama-tama siswa diberikan appersepsi dan penjajakan kemampuan awal siswa, tahap berikutnya siswa diberikan informasi singkat tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari, selain itu diberikan pula informasi tentang tujuan yang akan dicapai. Adapaun pada kegiatan berikutnya guru merumuskan permasalahan yang telah ditemukan.

c. Pengamatan.

Pada tahap ini pengamatan atau observasi dilakukan bersama dengan tahap tindakan. Hal ini tentu karena guru sebagai peneliti sekaligus juga sebagai penyampai materi. Pada tahap ini berisi diskusi dari peneliti sebagai guru maupun observer dengan teman sejawat. Diskusi berisi tentang kelebihan dan kekurangan tindakan, hasil diskusi ini digunakan untuk menentukan sikap yang harus dilakukan pada siklus berikutnya, pada tahap ini dilakukan pula analisis data untuk mengetahui keberhasilan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian dapat ditentukan apakah diperlukan siklus berikutnya ataukah sudah cukup.

2. Siklus II

Pada siklus II dilakukan satu kali pertemuan yaitu 2 x 35 menit.

a. Perencanaan

Atas dasar temuan pada siklus I maka dibuatlah rencana untuk melaksanakan siklus II. Siklus ini merupakan penyempurnaan siklus I. Perbedaan yang mungkin ada pada siklus II yaitu diperolehnya laporan hasil pengamatan secara utuh. Pada tahap perencanaan ini peneliti sebagai guru membuat seperangkat pembelajaran sebagaimana siklus I.

b. Tindakan.

Sesuai dengan rancangan pembelajaran pada siklus II ini dilakukan tindakan sebagaimana yang ada pada rencana mengajar harian. Hal ini sama dengan yang dilakukan pada siklus I. Namun pada siklus II penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media benar-benar diusahakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika tentang menentukan pencerminan pada koordinat kartesius.

c. Pengamatan

Setelah melakukan tindakan, peneliti melakukan pengamatan pada setiap perubahan perilaku yang dialami siswa.Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan membuat catatan-catatan penting. Hal ini sebagaimana dilakukan pada siklus I. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman pengamatan dan lembar penilaian.

d. Refleksi

Peneliti kembali melakukan refleksi setelah melakukan tindakan dan pengamatan. Refleksi dilakukan terhadap hasil yang didapat sebelum siklus II ini. Tujuan refleksi adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa tentang menentukan pencerminan pada koordinat kartesius untuk dapat dibandingkan dengan hasil belajar siswa setelah siklus II.

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data.

Pada penelitian ini penulis memilih tiga teknik pengumpulan data, yaitu : Tes, Observasi, dan dokumentasi.

a. Teknik Tes.

Suharsimi Arikunto (1998), mengatakan metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu untuk mengetahui kemampuan siswa didalam memahami materi.

Pada penelitian ini digunkan tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang dilaksanakan selama proses penelitian.

b. Teknik Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis (Suharsimi Arikunto, 1998) Observasi dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa dikelas, sehingga data observasi dapat diperoleh secara langsung dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan siswa menurut keadaan yang sebenarnya .

Dalam penelitian ini yang diamati adalah minat dan keaktifan siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran matematika tentang menentukan pencerminan pada koordinat kartesius.

c. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa.

Dokumen yang diteliti pada penelitian ini adalah buku daftar nilai siswa kelas VI tahun pelajaran 2009/2010 SD Denasri Kulon 02 Kecamatan Batang, Kabupaten Batang.

2. Instrumen Pengumpulan Data.

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupum sosial yang diamati.

Pengumpulan data pada penelitian ini digunakan 3 jenis instrument, yaitu :

a. Butir Soal Tes

Butir-butir soal tes merupakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini. Instrumen ini berupa hasil belajar tentang menentukan pencerminan pada koordinat Kartesius.

b. Lembar Pengamatan

Lembar pengamatan untuk mengamati perilaku siswa. Pengamatan dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung dan pada akhir pembelajaran.

c. Skala penilaian untuk teknik dokumentasi.

Pada penelitian ini dilakukan studi dokumentasi terhadap buku siswa dan daftar nilai siswa kelas VI tahun pelajaran 2009/ 2010 SD Negeri Denasri Kulon 02 Kecamatan Batang Kabupaten Batang.

D. Indikator Kinerja

Penelitian Tindakan Kelas perlu adanya indikator. Indikator digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari penelitian, apabila indikator terpenuhi penelitian dikatakan berhasil. Adapun indikator penelitian tindakan kelas dibedakan dalam dua kelompok yakni :

1. Indikator umum

Indikator umum dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

· Guru dapat mengelola pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna.

· Guru dapat membuat aktivitas pembelajaran siswa meningkat.

2. Indikator Khusus

Atas dasar hasil pembelajaran sebelum diupayakan peningkatan hasil belajar matematika tentang menentukan pencerminan pada koordinat kartesius pada siklus I dengan hasil rata-rata dibawah 75% dari jumlah siswa kelas VI. Maka indikator kinerja setelah tindakan pada siklus II diharapkan meningkat menjadi lebih dari 75%. Jadi persentase ketuntasan belajar matematika tentang menentukan pencerminan pada koordinat Kartesius adalah apabila minimal 75% siswa telah mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) dengan nilai 60.

E. Teknik Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan, dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan

Analisis data yang akan digunakan untuk mengukur adanya perubahan baik sebelum maupun sesudah tindakan yaitu digunakan analisa diskriptif Comparatif untuk membandingkan nilai tes antar siklus dan indikator kinerja, disamping itu juga dilakukan analisis data kualitatif dengan mencari daya serap siswa pada pelaksanaan tes tentang menentukan pencerminan pada koordinat kartesius yaitu dari sebelum tindakan sampai pada siklus ke II, penarikan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan daya serap tersebut. Jika daya serap siswa pada siklus II lebih besar dari daya serap pada tes sebelum dilakukan tindakan maka kemampuan siswa tentang menentukan pencerminan pada koordinat kartesius meningkat.



1 komentar: